Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/01/2022, 14:53 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) wilayah III mengaku sebanyak 64 persen Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di DKI Jakarta belum siap menjalani pembelajaran tatap muka (PTM) pada awal 2022.

Angka itu merupakan hasil dari survei online LLDikti Jakarta terhadap 298 PTS.

Baca juga: Perguruan Tinggi di Jakarta Didorong Cepat Jalani PTM

Dari jumlah itu, hanya 86 PTS yang siap membuka PTM dalam waktu dekat.

"Memang ada beberapa syarat yang harus dipenuhi perguruan tinggi sebelum PTM, antara lain kampus harus memiliki Satgas Covid-19, menyediakan fasilitas protokol kesehatan, terkoneksi aplikasi PeduliLindungi dan berkoordinasi Dinas Kesehatan," ucap Kepala LLDikti Wilayah III, Paristiyanti Nurwardani secara daring, seperti ditulis Senin (24/1/2022).

Adanya hasil itu, membuat LLDikti wilayah 3 tidak berdiam diri.

Yakni, mendorong dengan berbagai upaya, agar PTS segera bisa menjalankan PTM.

Salah satu langkah nyata yang dilakukan, seperti sosialisasi dengan menggandeng sejumlah pemangku kepentingan pendidikan tinggi.

Paris menegaskan, ketika perguruan tinggi menjalani PTM, maka bisa memperbaiki dampak pandemi Covid-19 terhadap dunia pendidikan Indonesia.

Dampaknya, sebut dia, seperti potensi learning loss yang lebih lebar.

"Ketika itu terjadi, maka soft skill mahasiswa menjadi tidak terasah, karena kompetensi sosial itu didapatkan dalam PTM di kampus," tegas dia.

Baca juga: Sesajen Ditendang di Gunung Semeru, Ini Pandangan Pakar Unair

Asal tahu saja, Paris mendorong perguruan tinggi di DKI Jakarta bisa berani menjalani PTM.

"Jadi kita dorong (perguruan tinggi jalani PTM), anak SD saja berani PTM, masa kita tidak berani. Perguruan tinggi justru lebih tahu soal mitigasi, jadi harus berani PTM," ucap dia,

Jika melihat tujuan pendidikan, lulusan perguruan tinggi harus beriman, bertakwa, berakhlak mulia, sehat, cerdas, berilmu, dan selalu melakukan buat bangsa negara.

Semua itu merupakan soft skill yang harus dimiliki lulusan perguruan tinggi.

Tapi, semua itu harus diperoleh dengan komunikasi secara langsung.

"Jadi saya khawatir, jika mahasiswa terlalu lama tidak ketemu dosen, maka respect mahasiswa ke dosen akan kurang. Jangan-jangan juga tidak punya teman, karena biasa lihat di layar laptop saja," tegas dia.

Bahkan, sebut dia, pendidikan karakter mahasiswa juga bisa mengalami penurunan jika tidak menjalani PTM di perguruan tinggi.

Baca juga: Kemendikbud Ristek: Masih Ada Guru yang Turunin Masker Saat PTM

"Gotong royong dan kebhinekaan sulit digunakan kalau secara online. Itu yang saya khawatirkan jika terlalu lama tidak PTM. Mahasiswa harus berteman juga saat mengasah critical thinking," ungkap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com