KOMPAS.com - Penerapan kurikulum prototipe untuk pemulihan pembelajaran mendapat dukungan positif dari anggota Komisi X DPR RI, Dewi Coryati.
Saat menghadiri Sosialisasi Kurikulum dalam rangka Pemulihan Pembelajaran di Kantor Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Bengkulu beberapa waktu lalu, Dewi menuturkan, peserta didik maupun pendidik harus mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman dan mengejar ketertinggalan dalam pembelajaran.
“Seperti kata Charles Darwin, bukan yang terkuat yang menang, bukan yang terbesar yang bertahan, tetapi yang mampu beradaptasilah yang akan mampu bertahan. Kita di Bengkulu butuh adaptasi dengan waktu lebih panjang agar dapat menyerap kebijakan ini lebih baik. Jadi apa yang terbaik untuk Bengkulu nanti dapat ditambahkan dalam implementasi kurikulum prototipe,” ujarnya dilansir dari laman Kemendikbud.
Kurikulum prototipe sendiri merupakan kurikulum berbasis kompetensi untuk mendukung pemulihan pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning).
Baca juga: Sekolah di Bandung Sambut Baik Penerapan Kurikulum Prototipe
Sehingga, Dewi berharap kurikulum prototipe dapat disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat Bengkulu yang kehidupannya agraris. Dewi mengatakan, salah satu produk agraria Bengkulu yang terkenal adalah kopi.
“Kita punya universitas namanya Pat Petulai. Titik beratnya di sains perkopian. Ini yang perlu didukung. Sehingga kalau kurikulumnya disederhanakan kemudian lebih mendalam pada satu bidang, maka harus memperhatikan kebutuhan lokal dan melihat pasar ke depan, apa yang dibutuhkan,” ujarnya.
Dewi berharap, keleluasaan yang diberikan kepada pendidik dalam mengimplementasikan kurikulum prototipe dapat dimanfaatkan dengan baik.
Agar dapat mewujudkan pembelajaran yang fokus pada kebutuhan masing-masing daerah serta memperhatikan kearifan lokal.
“Sehingga anak-anak kita kalau nantinya akan melanjutkan kuliah dan kurikulumnya sudah disederhanakan, dia akan menjadi expert. Jadi dari kecil sudah fokus, lalu mengambil mata pelajaran yang relevan,” katanya.
Baca juga: Mengapa Perlu Kurikulum Prototipe? Ini Penjelasan Kemendikbud Ristek
Penerapan Kurikulum Prototipe tidak hanya dilakukan oleh Kemendikbudristek, melainkan membutuhkan dukungan berbagai pemangku kepentingan di bidang pendidikan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.