Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Psikolog UGM Ungkap Efek Stigma Buruk bagi Pengidap Gangguan Kesehatan Mental

Kompas.com - 19/01/2022, 12:21 WIB
Mahar Prastiwi

Penulis

KOMPAS.com - Selain menjaga kesehatan fisik, kesehatan mental seseorang juga penting untuk diperhatikan. Gangguan kesehatan mental tidak hanya bisa menyerang secara psikis tapi juga menyebabkan masalah fisik.

Kesadaran masyarakat Indonesia mengenai masalah kesehatan mental masih perlu ditingkatkan dan terus digaungkan. Hal ini penting karena masih sering terjadi stigma buruk terhadap masalah kesehatan mental.

Jika stigma buruk terus berada di masyarakat dapat menghalangi penanganan pasien yang mengalami masalah kesehatan mental.

"Stigma itu menjauhkan pasien dari penanganan terbaik yang bisa didapatkan," ungkap Nurul Kusuma Hidayati Psikolog Center for Public Mental Health (CPMH) Universitas Gadjah Mada (UGM) seperti dikutip dari laman UGM, Rabu (19/1/2022).

Baca juga: Dosen Unpad Jelaskan Mengapa Sumatera dan Jawa Sering Terjadi Gempa

Praktik buruk tentang kesehatan mental sering terjadi

Nurul mengungkapkan, kesadaran kesehatan jiwa di Indonesia memilki tren meningkat. Namun masih terkekang tebalnya stigma buruk di masyarakat.

Beberapa fakta seputar kesehatan mental masih sering terjadi di tengah masyarakat. Seperti praktik memasung, memilih diam, menyembunyikan, mengucilkan orang dengan gangguan jiwa masih kerap ditemui.

Tidak sedikit orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) ditinggalkan di jalan, berkeliaran, dan dianggap malu keluarga.

Baca juga: Rans Entertainment Buka Lowongan Kerja bagi Lulusan S1, Yuk Daftar

Cara mengatasi stigma tentang kesehatan mental

Nurul membagi stigma menjadi 2 bagian yaitu Self Stigma dan Public Stigma. Untuk mengatasi self stigma yaitu dapat dilakukan dengan beberapa cara, yakni:

  • Meningkatkan literasi kesehatan mental.
  • Membantu restrukturisasi kognitif.
  • Memberdayakan individu.
  • Memiliki dukungan dari teman dan keluarga.
  • Mencari peer support..

Sedangkan untuk mengatasi public stigma cara yang bisa dilakukan antara lain:

  • Perlu adanya edukasi dan meningkatkan literasi.
  • Menciptakan kontak sosial.
  • Perlu adanya advokasi sitemik terkait kesehatan mental di masyarakat.

"Dengan adanya advokasi sistematik yang terpusat, dengan atau tanpa kesadaran terkait kesehatan mental maka langkah-langkah dalam mengatasi stigma dapat terlaksana," papar Nurul.

Baca juga: Webinar Unair Ungkap Bahaya Pembakaran Sampah Terbuka bagi Manusia

Stigma ini dapat diintervensi melalu Go-To Educator Traning yaitu program pengintegrasian pendidik, birokrat pendidik, profesional perawat kesehatan mental.

Selain itu juga dengan Acceptance and Commitment Threapy yang dapat menawarkan alternatif untuk melemahkan dampak negatif dari self stigma.

Serta Art intervention yang dapat efektif mengurangi efek stigma terkait kesehatan mental hingga efek terkecil.

Tertunda penanganan karena stigma dari masyarakat

Psikolog CPMH Fakultas Psikologi, Wirdatul Anisa menambahkan, stigma adalah label negatif yang disematkan kepada orang atau kelompok tertentu oleh sekitarnya.

Baca juga: Epidemiolog UGM Sarankan Hal Ini agar Omicron Tak Ganggu PTM Terbatas

Sering kali, akibat stigma ini orang dengan gangguan mental tertunda dalam mencari pertolongan bahkan hingga tidak ingin mencari pertolongan.

"Stigma ini menghalangi proses penerimaan seseorang yang memiliki gangguan mental. Padahal dalam proses pemulihan, penerimaan menjadi langkah awal yang besar," beber Wirda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com