KOMPAS.com - Guru Besar Fakultas Ekologi Manusia IPB, Prof. Euis Sunarti menanggapi fenomena spirit doll atau boneka arwah yang belakangan ini ramai diperbincangkan publik.
Menurut dia, fenomena spirit doll bukan hal yang baru. Sebelumnya sudah ada spirit doll, tapi mungkin dulu belum dikemas seperti sekarang ini.
Baca juga: 15 Universitas Terbaik Indonesia Versi Webometrics 2022, 5 dari PTS
Dia menyebut, fenomena spirit doll ini seakan-akan adalah hal yang prestisius, selain harganya yang sangat mahal, penampilannya juga luar biasa.
"Berpakaian elegan (spirit doll), cantik-cantik, dibuat semenarik dan selucu mungkin serta dianggap akan memberikan kekuatan, mendatangkan keberuntungan bagi pemiliknya," kata dia melansir laman IPB, Senin (17/1/2022).
Pakar Ketahanan Keluarga IPB ini menyatakan, fenomena ini akan berdampak luar biasa, baik dari segi agama maupun sosial.
Dari segi agama, yang mayoritas penduduknya muslim di Indonesia, ini sangat bertentangan dengan ajaran Islam. Agama Islam melarang mempercayai adanya kehidupan atau kekuatan dari benda mati.
Demikian juga arwah itu bisa hidup kembali mengisi benda mati, dia mengatakan, itu tidak ada dalam Islam.
Apalagi bagi orang yang memercayai spirit doll, maka dia sudah memercayai kekuatan selain Allah SWT. Jadi bisa dikatakan syirik.
Jadi pada dasarnya, spirit doll itu sama dengan Jelangkung. Karena di kebudayaan Jawa dulu, Jelangkung adalah boneka yang dipercaya sebagai media yang mendatangkan arwah.
"Sedangkan di daerah lain disebut Nini Thowok atau Nini Thowong. Karena adanya kepercayaan di dalam benda mati," jelas dia.
Baca juga: Dosen Psikologi UNS Bicara Dampak Positif dan Negatif Spirit Doll
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.