Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen UB: Penendang Sesajen Gunung Semeru Harus Berkaca ke Wali Songo

Kompas.com - 14/01/2022, 11:21 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Baru-baru ini, ada kejadian kurang mengenakan di Gunung Semeru. Beredar video meresahkan yang mengancam toleransi umat beragama.

Video tersebut, menampilkan laki-laki yang menendang sesajen di dekat lokasi yang terdampak erupsi Gunung Semeru.

Kejadian sesajen yang ditendang di lokasi bencana Gunung Semeru menjadi sorotan berbagai pihak, termasuk Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Brawijaya, Akhmad Muwafik Saleh.

Dia menyatakan dalam pendekatan komunikasi dakwah, hal itu kurang tepat dan jauh dari sikap bijaksana.

Baca juga: 5 Jenis Pekerjaan Paling Dibutuhkan di Metaverse, Mahasiswa Harus Tahu

Akhmad Muwafik menilai kejadian viral sesajen yang ditendang tak mencerminkan kegiatan dakwah yang pernah dilakukan Wali Songo.

“Dari sinilah kita kemudian memahami mengapa dakwah wali songo lebih mengedepankan sikap toleransi atas keberagaman keyakinan masyarakat Jawa saat itu,” ucapnya, dilansir dari rilis FISIP UB.

Ia menuturkan, Wali Songo saat itu tidak menyalahkan dan membumihanguskan keyakinan yang telah kokoh tumbuh di tengah masyarakat.

“Mereka juga tidak melakukan akrobasi tendangan sesajen seperti yang viral saat ini,” tutur pria yang juga pengasuh Ponpes Mahasiswa Tanwir Al Afkar ini.

Muwafik tak membayangkan jika kemudian dulu Wali Songo juga membuang sesajen yang sudah menjadi kebiasaan atau budaya saat itu. Maka tentu yang muncul adalah penolakan terhadap agama Islam.

Baca juga: Banyak Anak Dirawat karena Omicron, IDAI: Tahan Diri PTM 100 Persen

“Kalau seperti itu pasti ada resistensi dari masyarakat tidak hanya pada keberadaan para pendakwah tersebut bahkan terhadap agama Islam,” imbuhnya.

Dia menilai jika ada kelompok masyarakat yang melakukan tindakan sosial yang dianggap menyalahi syariat Islam maka hal itu adalah bagian dari sebuah proses budaya dan pemahaman nilai islam yang belum final.

“Pada sisi inilah peran dakwah perlu dilakukan. Jangan petentang petenteng dalam melakukan dakwah Islam dengan mudah menyalahkan orang lain, membid'ahkan pemahaman yang berbeda bahkan mengkafirkan setiap yang berseberangan,” tambahnya.

Karena itulah, pria yang sedang menyelesaikan program doktor di UB ini meminta seorang dai agar dapat memperoleh penerimaan atas komunikasi dakwah yang dilakukannya.

“Karena sikap bijak dalam berdakwah tentu harus lebih diutamakan daripada semata menyampaikan pesan dakwah itu sendiri,” pungkasnya.

Akibat kejadian tersebut, polisi pun mencari pelaku penendang sesajen tersebut. Diketahui dia adalah warga Lombok Timur yang pernah mengenyam pendidikan di Yogyakarta.

Baca juga: Kemendikbud Ristek Buka Rekrutmen 8.000 Guru Penggerak Angkatan 6

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com