Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen Psikologi UNS Bicara Dampak Positif dan Negatif Spirit Doll

Kompas.com - 11/01/2022, 18:53 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Spirit doll atau boneka arwah masih menjadi topik yang ramai diperbincangkan warganet di media sosial belakangan ini.

Awal mulanya, salah satu Desainer Tanah Air, Ivan Gunawan mempublikasikan foto dua spirit doll yang dianggap sebagai 'anaknya' ke Instagram sejak Desember 2021.

Baca juga: Tren Adopsi Spirit Doll, Ini Kata Pakar Unair

Desainer yang diketahui masih melajang itu memperlakukan dua spirit doll miliknya seperti bayi manusia sungguhan, termasuk membuatkannya akun Instagram pribadi.

Karena perilaku desainer tersebut dinilai tidak biasa dan ganjil, banyak warganet sampai heran dan ikut mengkritik.

Bahkan, Dosen Psikologi Fakultas Kedokteran (FK) UNS, Tri Rejeki Andayani sampai buka suara menanggapi fenomena ini.

Dia mengatakan, sebenarnya memiliki spirit doll termasuk berbentuk bayi adalah hal yang wajar asal dimanfaatkan sebagai media latihan untuk mengasuh anak.

Setidaknya dengan keberadaan spirit doll, orang-orang bisa menyiapkan diri sebelum memiliki anak sesungguhnya.

"Bagi orang dewasa, memelihara spirit doll dan merawatnya selayaknya 'bayi' masih wajar. Bahkan hal itu bisa dimanfaatkan untuk media praktik bagi mahasiswa kebidanan atau keperawatan," ungkap dia melansir laman UNS, Selasa (11/1/2022).

Dia menjelaskan, boneka apa pun bagi anak-anak termasuk spirit doll bisa menjadi sarana bermain pura-pura atau pretend play.

Baca juga: Polemik Spirit Doll di Tengah Masyarakat, Ini Tanggapan Pakar UGM

Pretend play yang dimaksud adalah anak yang memainkan spirit doll bisa berperan sebagai ibu atau kakak yang sedang mengasuh bayi.

Metode ini disebutnya mirip dengan mainan yang sangat viral di Indonesia pada tahun 90-an, yakni Tamagotchi.

Ada pun, Tamagotchi menuntut pemainnya untuk memelihara hewan virtual dalam sebuah konsol.

Hewan virtual yang dipelihara harus dirawat sejak dalam telur hingga dewasa, termasuk memberinya makan, memandikan, mengajak bermain, bahkan merawatnya jika sakit.

"Layaknya spirit doll yang viral belakangan ini, Tamagotchi juga dapat melatih tanggung jawab anak sebelum memelihara binatang peliharaan sungguhan," jelas dia.

Kesiapan memiliki anak lewat spirit doll

Dia menerangkan, pada dasarnya setiap orang memiliki kebutuhan akan rasa cinta dan ingin memiliki atau need for love and belongingness.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com