Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Omicron Meluas, KPAI: Sekolah Tatap Muka 100 Persen Cukup Berisiko

Kompas.com - 05/01/2022, 14:22 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mendorong Kemendikbud Ristek, Kementerian Agama dan dinas pendidikan untuk mempertimbangkan kembali Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen.

Komisioner KPAI, Retno Listyarti mengatakan PTM 100 persen dengan kapasitas siswa di kelas 100 persen, dan masuk sekolah 100 persen, atau 5 hari sekolah dengan 6 jam pelajaran per hari berisiko.

"Setidaknya tunggulah minimal sampai 14 hari usai liburan akhir tahun," paparnya dalam siaran pers, Rabu (5/1/2022).

Rekomendasi ini, jelas dia, dilakukan dengan mempertimbangkan meningkatnya kasus omicron di Indonesia. Di samping, masyarakat baru usai liburan natal dan tahun baru.

Baca juga: Kemendikbud Risek Jelaskan Syarat Sekolah yang Bisa PTM 100 Persen

Ia juga menyebut, pada 4 Januari 2021, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menerbitkan Instruksi Mendagri nomor 1 tahun 2022 tentang PPKM Level 3, 2 dan 1 di Jawa-Bali.

Dalam Inmendagri disebutkan Jakarta dinyatakan sebagai wilayah PPKM level 2, artinya naik yang semula berada di PPKM level 1 dan kasus Omicron terbanyak berada di wilayah DKI Jakarta.

Padahal, DKI Jakarta tengah menggelar PTM 100 persen mulai Senin, 3 Januari 2021 secara serentak di semua jenjang pendidikan mulai PAUD/TK sampai SMA/SMK/sederajat.

Masih terjadi penumpukan siswa di sekolah

Retno memaparkan bahwa KPAI telah melakukan pengawasan PTM 100 persen di 3 (tiga) SD dan 1 (satu) SMP di DKI Jakarta.

Secara umum, kata dia, empat sekolah yang diawasi memiliki kesiapan yang cukup tinggi, termasuk capaian vaksinasi guru dan peserta didik.

Baca juga: Sekolah Tatap Muka di Tengah Omicron, IDAI: Tidak Boleh Ada Paksaan

"Untuk DKI Jakarta, vaksinasi anak usia 12-17 tahun yang tinggi, yaitu lebih dari 95 persen dan sudah 2 dosis. Sedangkan vaksinasi anak usia 6-11 tahun capaian juga cukup tinggi, hanya saja baru dosis 1," jelasnya.

Kesiapan PTM yang tinggi juga dilakukan mulai dari penyiapan infrastruktur Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB), SOP, kerja sama dengan Puskesmas terdekat, bahkan ada pendamping dari para pengawas sekolah dan Kasatlak di masing-masing kecamatan di mana sekolah berada.

Sosialisasi kepada pendidik maupun kepada orangtua peserta didik juga dilakukan melalui zoom meeting sebelum PTM 100 persen, dan saat pengambilan hasil belajar semester ganjil di sekolah.

Para orangtua peserta didik juga menyambut baik PTM, meskipun agak kaget ketika PTM nya 100 persen dan 5 hari dalam seminggu.

SOP kedatangan siswa juga disiapkan dan dilaksanakan dengan baik, mulai dari cek barcode peduli lindungi, ukur suhu badan, cuci tangan, memakai masker dan pengaturan menuju kelas.

Baca juga: Targetkan 17,9 Juta Siswa, Ini Cara Daftar KIP Sekolah SD-SMA 2021

Antrian cuci tangan juga diatur agar tidak terjadi penumpukan. Namun, begitu memasuki kelas, maka ketentuan untuk jaga jarak 1 meter sulit diterapkan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com