Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guru Besar Unair Ungkap Sederet Nutrisi agar Anak Terhindar Stunting

Kompas.com - 04/01/2022, 20:00 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kondisi stunting pada anak biasanya ditandai dengan panjang atau tinggi badan anak kurang dari target umurnya.

Sederhananya, stunting adalah kondisi di mana anak mengalami gangguan pertumbuhan sehingga menyebabkan tubuhnya terlihat lebih pendek daripada teman-teman seusianya dan memiliki penyebab utama kekurangan nutrisi.

Anak pendek bisa menjadi salah satu tanda dari adanya masalah gizi kronis pada pertumbuhan tubuh si kecil. Tetapi, perlu diingat bahwa anak pendek belum tentu stunting, sedangkan anak stunting pasti terlihat pendek.

Baca juga: Tim Peneliti UGM Buat Alat Pendeteksi Stunting pada Anak

Guru besar Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unair, mengatakan mikronutrien dalam pencegahan stunting. Ia mengungkapkan, ada dua hal masalah gizi pada maternal yang saling berkaitan di Indonesia yaitu stunting dan anemia. Keadaan gizi yang buruk sebelum dan selama kehamilan menyebabkan anak lahir dengan berat badan rendah.

“Penyebab berat badan rendah ini saling berkaitan antara kekurangan energi dan protein dan kurang zat gizi mikro. Kekurangan zat-zat tersebut dapat menimbulkan anemia pada ibu hamil maupun pada remaja putri,” tutur Prof. Mamik, dilansir dari laman Unair.

Ia menambahkan, anemia tersebut dapat ditangani dengan tablet tambah darah yang berisikan zat besi dan asam folat. Namun, ketidakpatuhan penderita menjadi salah satu masalah yang berisiko menimbulkan komplikasi dalam kehamilan.

“Semakin tinggi usia kehamilan, maka semakin tinggi risiko terkena anemia. Sementara itu, kepatuhan pada ibu hamil dalam mengonsumsi obat tambah darah hanya 38,1 persen,” ungkapnya.

Dalam mengatasi kekurangan zat gizi mikro WHO menyarankan negara-negara berkembang untuk mengonsumsi formulasi Multi Micro Nutrient.

Sampai saat ini, formulasi standar WHO tersebut belum beredar di Indonesia. Beberapa perguruan tinggi, termasuk Unair tengah mencari bukti-bukti tentang keefektifan formula tersebut dalam menangani kurang gizi pada ibu dan anak, termasuk dalam pencegahan stunting.

Baca juga: 7 Fakta tentang Nilai IQ Anak dan Faktor yang Memengaruhi Kecerdasan

Ia juga menyampaikan peran mikronutrien dalam kehamilan. Mikronutrien banyak berperan pada masa implantasi.

Beberapa contoh mikronutrien yang berperan adalah selenium, zink, vitamin A, dan vitamin D. Zinc sendiri berperan dalam sistem imun maternal. Vitamin A dan vitamin D juga berperan dalam sintesis hormon kehamilan.

“Kesuksesan kehamilan ditentukan dari 8 minggu pertama. Sementara, kebanyakan wanita belum menyadari dirinya hamil. Maka dari itu, zat gizi mikro tersebut perlu dikonsumsi sejak masa pra konsepsi atau sebelum kehamilan. Pelayanan pra konsepsi ini dapat meningkatkan kualitas kesehatan pasangan. Selain itu juga, mengurangi faktor individu, perilaku, dan lingkungan yang berkontribusi terhadap rendahnya kualitas outcome kehamilan,” jelasnya.

Prof. Mamik menuturkan, dalam mendukung pelayanan pra konsepsi, Unair telah membuat Laduni (Layanan Terpadu Pranikah).

Baca juga: Orangtua, Ini Dampak Bila Sering Memarahi Anak Saat Belajar

Pada layanan tersebut calon pengantin mendapatkan pelayanan administratif, gizi dan kesehatan, dan juga konseling.

“Melalui Laduni ini kita mendistribusikan suplemen mikronutrien. Sejauh ini sudah ada 5 Kabupaten di Jawa Timur dan tiga daerah di Pulau Jawa yang telah dicakup oleh Unair,” tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com