Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkat KIP Kuliah, Anak Bertalenta Tak Ragu Pilih Perguruan Tinggi

Kompas.com - 31/12/2021, 15:39 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) mengaku KIP Kuliah Merdeka bermanfaat bagi calon mahasiswa bertalenta tapi kurang mampu secara ekonomi.

"Jika sebelumnya anak yang punya talenta akademik ragu untuk memilih perguruan tinggi terbaik. Apalagi perguruan tinggi itu di Ibu Kota yang berbiaya mahal. Sehingga mereka walaupun punya potensi tapi mengurungkan niatnya untuk lanjut ke perguruan tinggi itu," ucap Kepala PLPP Kemendikbud Ristek, Abdul Kahar melansir laman Kemendikbud Ristek, Jumat (31/12/2021).

Baca juga: 10 Perguruan Tinggi Terbaik Indonesia Versi QS WUR 2021-2022

Saat ini, kata dia, kebijakan KIP Kuliah telah menyesuaikan dengan biaya Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan biaya hidup mahasiswa.

Di sini, kata Abdul Kahar, wujud kehadiran negara dalam meningkatkan kualitas layanan pendidikan khususnya bagi jenjang perguruan tinggi.

"Pemerintah mendukung semua lini di mana anak-anak kita kalau dia punya talenta terbaik, (untuk) bisa memilih perguruan tinggi terbaik di mana dia ingin berkuliah," tegas dia.

Dia mengatakan, Kemendikbud Ristek menyadari kurang memberikan sosialisasi masif tentang KIP Kuliah di 2020.

Sehingga kesempatan yang tersedia bagi calon mahasiswa sangat sempit untuk berpartisipasi.

"Maka kami tahun ini bekerja sama dengan unit utama di Kemendikbud Ristek agar anak-anak kita yang punya talenta akademik bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi tanpa terkendala biaya (melalui pemanfaatan KIP Kuliah)," ujar Abdul Kahar

Salah satu penerima manfaat KIP Kuliah Merdeka adalah Alifia Cantika Nurrahmah, asal Sumatera Barat.

Dia merasa beruntung karena dapat merasakan manfaat KIP Kuliah.

"Alhamdulillah, saya senang dan bahagia bisa merasakan manfaat KIP-K Merdeka ini. Dengan program ini saya lebih percaya diri untuk berkuliah dan menggapai cita-cita," ungkap Alif.

Alif bercerita, dia bukanlah penerima KIP semasa di SMA.

Dia mengetahui program sebelum mendaftar Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2021.

Awalnya, dia bingung memilih universitas dan program studi (Prodi), karena harus mempertimbangkan biayanya mengingat perekenomian keluarganya saat itu ikut terdampak akibat pandemi Covid-19.

Baca juga: Biaya Kemoterapi Mahal, Dosen Vokasi Undip Kembangkan Jahe Antikanker

"Setelah saya tahu ada program sebaik ini dari Kemendikbudristek, saya merasa percaya diri dan yakin untuk mengambil jurusan Agronomi dan Hortikultura di IPB yang jaraknya jauh dari kota asal saya," ungkap Alif.

Untuk diketahui, Kemendikbud Ristek mengubah skema KIP Kuliah dengan memberikan bantuan biaya pendidikan (uang kuliah) dan biaya hidup yang jauh lebih tinggi.

Perubahan ini berlaku untuk mahasiswa baru yang menerima KIP Kuliah pada tahun 2021.

Anggaran yang dialokasikan untuk KIP Kuliah meningkat signifikan dari Rp 1,3 triliun pada 2020, menjadi sebesar Rp 2,5 triliun.

Abdul Kahar menjelaskan, KIP Kuliah memiliki dua komponen utama.

Pertama, biaya penyelenggara pendidikan dalam bentuk UKT maupun SPP untuk perguruan tinggi swasta (PTS).

"Ini murni kita berikan ke perguruan tinggi bahwa seluruh mahasiswa tidak akan dipungut biaya lagi karena ini sudah kita naikkan. Jadi, jangan sampai ada beban pembiayaan bagi mahasiswa di luar beban UKT," tegas Abdul Kahar.

Untuk biaya praktik yang masih diminta oleh perguruan tinggi, Abdul Kahar berjanji akan mengkomunikasikan hal ini kepada perguruan tinggi.

"Untuk penerima KIP Kuliah, tolong tidak lagi dibebankan dengan biaya-biaya terkait penyelenggaraan pendidikan, karena kita sudah menyesuaikan (UKT dinaikkan)," jelas Abdul Kahar.

Komponen kedua mengenai biaya hidup.

Dia meminta para penerima KIP Kuliah, agar dapat memaksimalkan biaya hidup untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, transportasi, dan akomodasi.

Baca juga: UNS Kukuhkan Guru Besar Termuda Usia 37 Tahun

"Jangan sampai mahasiswa dipotong biaya hidupnya untuk mengatasi kebutuhan praktikum. Ini yang tidak kami kehendaki. Harusnya biaya hidup diperuntukkan hanya untuk mendukung mahasiswa agar dapat menjalankan perkuliahan dengan baik," tukas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com