KOMPAS.com - Dosen dan mahasiswa Fakultas Vokasi (FV) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali melakukan pengabdian masyarakat (Abmas).
Yakni melakukan inovasi menciptakan diseminasi teknologi yang berupa alat reaktor dekolorisasi untuk penjernihan limbah kain tenun ikat di Desa Parengan, Kecamatan Maduran, Kabupaten Lamongan.
Kolaborasi itu antara dosen dan mahasiswa Departemen Kimia dengan Dosen Departemen Teknik Mesin Industri Fakultas Vokasi (FV) ITS.
Baca juga: Robot ITS Juara I ABU Robocon 2021 di China
Tim Abmas yang diketuai oleh Adi Setyo Purnomo, M.Sc., Ph.D., selaku dosen Kimia ITS ini menginisiasi program diseminasi teknologi reaktor ini kepada masyarakat Desa Parengan.
Awalnya Adi dan timnya mengetahui bahwa Desa Parengan sudah terkenal sejak lama sebagai desa industri sentra kain tenun ikat yang memiliki nilai ekspor dan nilai seni yang cukup tinggi.
Kemudian, Adi dan tim melakukan survei ke tempat lokasi dan wawancara terhadap mitra yaitu Muhammad Wisnu Sugiyanto di kediamannya, Desa Parengan.
Menurut Sugiyanto, kain tenun ikat Parengan biasanya dibuat menjadi sarung dan diekspor hingga ke Timur Tengah.
"Tapi, ada beberapa permasalahan yang timbul dari industri pembuatan tenun ikat tersebut, salah satunya mengenai tidak adanya penanganan limbah pewarna sebelum di buang ke badan Sungai Bengawan Solo," ujar Sugiyanto dikutip dari laman ITS, Jumat (31/12/2021).
Terkait hal itu, dosen kimia dan tim memperkenalkan kepada masyarakat terkait pemanfaatan dan penggunaan teknologi guna mengurangi pencemaran lingkungan.
Baca juga: Unhas Inovasi Bumbu Penyedap Rasa Pakai Bahan Ini
Dijelaskan, teknologi ini berupa reaktor dekolorisasi yang memanfaatkan material-material adsorben kimia yang memiliki kemampuan untuk menyerap polutan yang tinggi serta mampu menjernihkan air limbah.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.