Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KLHK Jadikan Itera Percontohan Pembangunan Infrastruktur Hijau

Kompas.com - 29/12/2021, 11:06 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI menjadikan Institut Teknologi Sumatera (Itera) sebagai pilot project atau kampus percontohan program pembangunan infrastruktur hijau.

KLHK telah membangun satu unit instalasi pengolahan air limbah (IPAL) berkapasitas 100 m3/hari di Itera pada 2020 dan telah beroperasi. KLHK akan kembali membangun satu unit IPAL di tahun selanjutnya, sebagai upaya pencegahan dan pengendalian pencemaran air.

Adapun Sosialisasi Program Pembangunan Infrastruktur Hijau berupa IPAL domestic Itera dilaksanakan di Itera, Senin (27/12/2021).

Baca juga: Mahasiswa Itera Teliti Limbah Kulit Pisang Bisa Serap Gas Emisi Berbahaya

Ketua Jurusan Teknologi Infrastruktur dan Kewilayahan Itera, Dr. Rahayu Sulistyorini, S.T., M.T., menyatakan bahwa hal ini sebuah kehormatan bagi Itera dapat menjadi pilot project terkait program infrastruktur hijau tersebut.

Ia berharap dengan bantuan IPAL tersebut Itera dapat menjadi kampus hijau dan mendukung program tri dharma perguruan tingginya menjadi lebih baik.

Selain itu, keberadaan IPAL dari KLHK, turut mengantarkan Itera menempati posisi ke-13 nasional dalam pemeringkatan kampus paling berkelanjutan versi UI Green Metric tahun 2021.

Sementara Direktur Pengendalian Pencemaran Air KLHK, Luckmi Purwandari, S.T., M.Si., menyebut tidak semua kampus mendapatkan bantuan IPAL tersebut.

Luckmi berharap Itera sebagai pilot project akan menjadi inspirasi bagi lingkungan sekitarnya dalam mengelola air limbah.

"Semoga apa yang akan dibangun di Itera ke depannya menjadi inspirasi bagi lingkungan sekitarnya dalam mengelola air limbah," ujar Luckmi dikutip dari laman Itera.

Baca juga: Satu-satunya di Asia Tenggara, Itera Miliki Teleskop Robotik Pemantau Bulan

Dalam sesi pemaparan materi, Luckmi Purwandari menyebut terdapat dua pokok masalah lingkungan hidup yaitu kerusakan lingkungan dan pencemaran air.

Luckmi menjelaskan banyaknya indikasi pencemaran air tersebut karna banyaknya pembangunan industri di permukiman.

Luckmi menegaskan diperlukan solusi menganggulangi masalah tersebut lewat:

1. pengelolaan kualitas air

2. pengelolaan air limbah dengan pendekataan kemitraan

3. akses air bersih

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com