Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guru Besar IPB: Ilmu Matematika Bisa Cegah Penyebaran Penyakit Menular

Kompas.com - 22/12/2021, 16:11 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Guru Besar IPB dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Prof. Jaharuddin menyatakan ilmu matematika dapat digunakan untuk mencegah penyebaran penyakit menular.

Dalam konferensi pers Pra Orasi Guru Besar Tetap, pada Kamis (16/12/2021), Prof. Jaharuddin mengatakan kajian matematik yang dilakukan, terkait dengan sifat-sifat dinamik dari model matematika dari penyebaran penyakit menular.

Baca juga: Raja Mesir Kuno Pelihara Anjing Dalmatian, Pakar IPB: Ini Kelebihannya

"Bilangan yang menunjukkan penyebaran penyakit, yaitu bilangan reproduksi dasar, diformulasikan untuk mencegah wabah penyakit atau menghilangkan kompartemen infeksi dalam populasi. Teorema kestabilan titik tetap yang dirumuskan dapat memberikan informasi kapan penyebaran penyakit campak menghilang (bebas penyakit) dan menjadi wabah (endemik)," kata dia melansir laman IPB, Rabu (22/12/2021).

Pada penyebaran penyakit campak, lanjut dia, model kompartemennya dikembangkan berdasarkan fakta vaksinasi dan pengobatan merupakan strategi dalam pengelolaan dan mitigasi penyebaran penyakit.

"Bilangan reproduksi dasar yang diperoleh hanya bergantung pada nilai-nilai parameter model, maka perlu mengetahui parameter yang paling sensitif. Indeks sensitivitas ini memberikan informasi mengenai parameter fisis dari model yang perlu dikontrol agar penyebaran penyakit ini tidak menjadi wabah," ungkap dia

Dia menyebut, berdasarkan analisis sensitivitas dengan data penyebaran penyakit campak di Indonesia pada 2018, direkomendasikan untuk memperkecil kontak dan memperbanyak pengobatan pada individu yang terpapar.

Selain untuk mencegah penyebaran penyakit, model matematika juga dapat digunakan untuk memprediksi nilai dari parameter-parameter gelombang.

Prediksi yang dihasilkan dari parameter ini menjadi dasar dalam upaya mengantisipasi risiko yang mungkin muncul akibat fenomena ini.

Baca juga: Kisah Jerome Polin Sekolah Bareng Crazy Rich hingga Kuliah ke Jepang

"Gelombang internal adalah gelombang yang terjadi di bawah permukaan laut, sehingga tidak teramati secara kasat mata. Keberadaan gelombang internal ini disebabkan oleh perbedaan rapat massa air laut di setiap lapisan," ucap dia.

Sedangkan gelombang soliter internal merupakan salah satu gelombang internal yang banyak diamati, karena gelombang ini terdeteksi melalui pola gelap terang yang teratur di permukaan laut yang dapat terekam oleh Synthetic Aperture Radar (SAR).

Menurut dia, gelombang internal menyebabkan air dingin dan plankton-plankton atau nutrisi-nutrisi lain yang berada di dekat dasar laut bergerak ke lapisan atas dekat permukaan.

"Sejumlah peneliti melaporkan adanya gelombang soliter internal di perairan Indonesia, seperti di Selat Lombok, dan di Selat Makassar. Gelombang soliter internal juga dapat terjadi di atmosfir sebagai akibat rapat massa udara yang tidak konstan," ujarnya.

Lanjut dia mengatakan, kontribusi pemodelan matematika untuk menjelaskan fenomena gelombang internal dan kompleksitas penyebaran penyakit menular sangat jelas.

Model matematika yang dihasilkan merupakan terjemahan hukum-hukum yang mengendalikan fenomena tersebut.

Baca juga: 6 Guru Besar Unesa Dikukuhkan, Ini Harapan Gubernur Jatim

"Namun, tantangan terhadap pemodelan ilmu matematika ini muncul ketika model tersebut diuji kesesuaiannya dengan data-data yang diketahui dalam permasalahan tersebut," tukas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com