Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/12/2021, 14:31 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Berdasarkan survei yang dilakukan Program for International Student Assessment (PISA) dan di rilis oleh Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada 2019, Indonesia berada di posisi 10 negara terbawah dengan tingkat literasi rendah.

Namun, hasil penelitian Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Tahun 2020 menunjukkan bahwa Indeks Kegemaran Membaca (IKM) Indonesia mengalami peningkatan.

Pada 2016, skor IKM Indonesia di angka 26,5. Tahun lalu, skornya menembus angka 55,74.

Kenaikan skor IKM ini, ditengarai karena hadirnya konten-konten yang menarik perhatian gen z selama pembatasan sosial akibat pandemi.

Baca juga: Segera Tutup, Ini Cara Daftar Kampus Mengajar 3 dan Manfaat yang Didapat

Millward Brown (2017) mengatakan ternyata gen z lebih menyukai konten dalam bentuk visual dibandingkan tulisan. Konten visual lebih mudah diterima oleh gen z karena membuat mereka tak perlu fokus pada satu aktivitas.

Gen z yang cenderung multitasking, dapat melakukan aktivitas lain ketika mereka membaca konten visual.

Sebagai bagian dari gen z, Mahasiswa Program Studi Teknik Geologi Universitas Pertamina, M. Aji Alfarizy Wijaya, turut memberikan solusi untuk meningkatkan minat baca gen z.

“Dalam setiap publikasi, saya berusaha untuk tidak hanya menyajikan data berbentuk tulisan, tetapi juga menyelipkan ilustrasi. Karena, secara alami otak akan lebih tertarik dengan gambar dibandingkan tulisan. Apalagi, jika gambarnya berwarna, atau memiliki icon tertentu yang unik dan menarik,” tutur Aji dalam wawancara daring, Senin, (6/12/2021), dilansir dari keterangan tertulis Universitas Pertamina.

Penting bagi seorang peneliti, menurut Aji, untuk membuat pembaca memahami dan mengerti data yang disampaikan dalam tulisannya.

Baca juga: Kemendikbud Buka Beasiswa Kuliah Merdeka Belajar, Mahasiswa Yuk Daftar

“Khususnya untuk data ilmiah yang rumit dan memiliki banyak angka. Jika hanya disajikan dengan tulisan, orang pasti akan melewatinya. Ini yang kemudian menyebabkan banyak terjadi penyebaran hoaks. Karena orang hanya membaca judul saja, tanpa memahami isi tulisan,” lanjut Aji.

Penelitian Kaspersky tentang disinformasi daring pada November 2020 lalu, mengungkapkan bahwa 18 persen responden mengaku menyebarkan berita sebelum memverifikasi kebenarannya.

Celakanya, responden tertinggi justru berasal dari kelompok gen z dengan angka 28 persen. Karenanya, Aji mengajak para peneliti masa kini untuk mulai mengubah kebiasaan menyajikan data penelitian dengan ilustrasi dan gambar.

Upaya tersebut diwujudkan oleh Aji dengan aktif mengikuti berbagai kompetisi desain poster ilmiah di berbagai level kejuaraan. Yang terbaru, bersama rekan-rekan dari Program Studi Teknik Geologi Universitas Pertamina, Aji memenangkan juara di ajang National Design Poster Competition Geological Engineering Celebration yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Geologi ITERA.

Sielmy Firdhausyi Al Aziva, anggota tim, mengatakan bahwa tim ditantang untuk menyajikan data visual terkait potensi Sumber Daya Alam (SDA) khususnya di bidang geologi, yang ada di Pulau Sumatera.

Baca juga: Rekomendasi Jurusan Kuliah Sesuai Kepribadian MBTI, Calon Mahasiswa Cek

“Kami menganalisa dan menyajikan data potensi SDA di salah satu cekungan. Mulai dari potensi migas, panas bumi, geowisata, mineral, batubara, dan Coal Bed Methane (CBM). Ini yang menjadikan bentuk penyajian poster kami berbeda dengan peserta lainnya yang hanya membahas satu SDA saja,” tutur Sielmy.

Anis Sofiyah, anggota tim lainnya, mengungkapkan bahwa dalam menyajikan data visual peneliti perlu memperhatikan beberapa hal.

“Yang pertama harus ada hal yang paling mencolok. Misalnya, judul tulisan yang dibuat besar, atau menggunakan kata kunci sesuai isu yang saat ini sedang berkembang. Selain itu, keseluruhan tampilan visualnya juga harus presisi. Jangan terlalu menumpuk informasinya. Usahakan agar pembaca tertarik untuk mengkaji lebih jauh,” pungkas Anis.

Di Program Studi Teknik Geologi Universitas Pertamina, para mahasiswa juga telah dilatih untuk menggunakan berbagai software dan aplikasi yang dapat membantu mereka menyederhanakan data penelitian.

Sehingga, ilmu kebumian tersebut dapat didiseminasikan kepada masyarakat dengan cara yang lebih edukatif, komunikatif, menarik, dan lebih membumi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com