Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IPB Inovasi Krimer Sawit, Masak Rendang Cukup Satu Jam

Kompas.com - 06/12/2021, 18:57 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) IPB University dan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) meluncurkan inovasi campuran bumbu rendang berbahan krimer sawit, beberapa waktu lalu.

Guru Besar Departemen Teknologi Industri Pertanian, Erliza Hambali menyampaikan bahwa produksi minyak sawit Indonesia berlimpah. Menurutnya, minyak sawit dapat dikembangkan menjadi beberapa produk pangan, seperti Non Dairy Creamer (NDC).

“NDC dari Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO) merupakan krimer tiruan yang dibuat dari minyak nabati. NDC dapat dimanfaatkan sebagai substitusi tepung santan dalam pengembangan produk Rendang Seasoning Mix," ujar Erliza dalam acara peluncuran “Rendang Seasoning Mix Berbahan Krimer Sawit”, seperti dilansir dari laman IPB.

Baca juga: Webinar IPB: Seperti Ini Pertolongan Pertama pada Gigitan Ular

Selain itu, inovasi IPB ini juga mempunyai masa simpan relatif lama serta harga yang relatif lebih terjangkau.

Selain itu, Erliza mengatakan bahwa penggunaan Rendang Seasoning Mix inovasi IPB ini dapat mempercepat proses pemasakan rendang yang biasanya membutuhkan waktu berjam-jam.

"Penggunaan Rendang Seasoning Mix dapat mempercepat proses pemasakan rendang menjadi satu jam sehingga lebih praktis,” terangnya.

Ketua Departemen Teknologi Industri Pertanian (TIN) IPB University, Prof Suprihatin menambahkan bahwa ada berbagai inovasi di sektor minyak sawit yang dihasilkan oleh Departemen TIN.

Salah satunya adalah inovasi pangan ini yang merupakan pengembangan produk rendang. Rendang adalah makanan yang mudah dijumpai di Indonesia.

“Manfaat Non Dairy Creamer minyak sawit adalah meningkatkan nilai tambah minyak sawit, mempunyai masa simpan relatif lama dan dapat bersaing dengan produk lain. Harganya lebih murah daripada santan,” terang Anggota Majelis Standar Keinsinyuran, Persatuan Insinyur Indonesia tersebut.

Baca juga: Cara Ampuh Usir Tikus di Rumah ala Ahli Tikus IPB

Produk ini disambut baik oleh Wakil Gubernur Sumatera Barat Audy Jonialdy. Ia mengatakan bahwa rendang tidak hanya diminati oleh masyarakat Minang, tetapi juga pada seluruh masyarakat Indonesia.

Audy berharap Fateta IPB University bisa terus mengembangkan inovasi dan memperkuat kerja sama dengan Provinsi Sumatera Barat.

Sementara itu, Dalam sambutannya, Dekan Fateta IPB University Prof Slamet Budijanto menjelaskan bahwa minyak sawit berkontribusi secara signifikan pada devisa negara.

Minyak sawit dan minyak inti sawit, jelas dia, dapat dikembangkan dalam bentuk inovasi. Sayangnya Indonesia masih mengimpor salah satu produk turunan sawit yaitu gliserin monostearat.

“Produk hilir bernilai tambah ini perlu dikembangkan dan mendapat dukungan,” ujarnya.

Lalu, Direktur Kemitraan BPDPKS Edi Wibowo mengutarakan bahwa kerja sama BPDPKS dengan Fateta IPB University bertujuan untuk memperkuat kemitraan Usaha Kecil Menengah dan Koperasi (UKMK). Menurutnya, sub sektor perkebunan meliputi kelapa sawit mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Baca juga: Peneliti Unair Hadirkan Produk Herbal Obati Gula Darah dan Kolesterol

“Industri sawit berperan besar dalam mendukung Sustainable Development Goals, dari sisi persediaan lapangan kerja dan energi terbarukan,” ujar Alumni Fateta IPB University tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com