Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alat Pemantau Kualitas Air Ini Hasil Inovasi Mahasiswa ITS

Kompas.com - 03/12/2021, 16:23 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Ada beberapa permasalahan yang dihadapi para petani ikan tawar. Salah satunya jika kualitas air buruk maka dapat menyebabkan kematian massal ikan.

Agar membantu permasalahan itu, tim mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melalui kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) membuat alat pemantau.
Tentu guna mengendalikan kualitas air berbasis Internet of Things (IoT) untuk kolam budidaya ikan gurame di Sambijajar, Sumbergempol, Tulungagung, Jawa Timur.

Tim KKN ini membuat alat ukur parameter kualitas air guna mempermudah pemantauan kualitas air kolam budidaya. Selain itu, penambahan sistem IoT melalui aplikasi Smart Fish Pond ini bertujuan agar petani budidaya dapat mengakses data pengukuran serta melakukan kontrol penggantian air kolam ikan gurami melalui smartphone.

Baca juga: Kuliah Tamu ITS Bahas Karbon Aktif untuk Tangkal Polutan Udara

Berbasis IoT

Ketua tim KKN, Dewi Lailatus Su’adah menjelaskan, parameter terukur dalam sistem monitoring air kolam adalah suhu, kadar pH, dan kekeruhan air yang mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk budidaya ikan gurame.

Selanjutnya, nilai yang telah diperoleh dari pengukuran sensor kemudian diolah menggunakan mikrokontroler dan diakses melalui aplikasi Smart Fish Pond.

"Aplikasi ini akan memunculkan notifikasi jika air kolam sudah dalam kondisi harus diganti," ujarnya dikutip dari laman ITS, Jumat (3/12/2021).

Selain itu, aplikasi Smart Fish Pond telah dilengkapi dengan fitur kontrol penggantian air otomatis. Fitur ini mengirimkan perintah kontrol dari aplikasi pada smartphone untuk menggerakkan relay aktuator solenoid valve sebagai pembuang air dan pompa untuk pengisian air.

Dengan demikian petani tidak perlu khawatir lagi akibat terlambat mengganti air kolam, karena kini penggantian air kolam sudah bisa dilakukan secara otomatis.

Untuk pemasangan alat detektor air kolam, Dewi menjelaskan bahwa alat dan sensor yang digunakan akan dimasukkan ke dalam sebuah panel box.

Baca juga: Beton Ramah Lingkungan Ini Hasil Inovasi Mahasiswa ITS

Adapun desain panel box dirancang dengan menambahkan pipa PVC yang dapat dibuka tutup. Desain ini bertujuan untuk memudahkan pengecekan sekaligus melindungi sensor agar tidak terkena air.

"Kami mengantisipasi percikan air dan gangguan akibat pergerakan ikan," jelasnya.

Terkendala proses uji

Sementara Mochammad Nizar, salah satu anggota tim KKN, mengatakan hambatan yang mereka hadapi selama kegiatan KKN berlangsung.

Menurutnya, adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) membuat uji validitas dan proses pembuatan alat menjadi terhambat.

Karena menguji validitas alat ukur memerlukan standar kalibrator yang ada di laboratorium. "Sehingga keterbatasan mobilitas ini membuat proses ujinya membutuhkan waktu lebih lama," jelasnya.

Mereka berharap bahwa penggunaan alat monitoring ini dapat meningkatkan produktivitas petani budidaya ikan air tawar sekaligus mengurangi dampak kematian massal ikan gurami yang sering terjadi.

Baca juga: ITS Inovasi Bangunan Lepas Pantai Akuakultur Pertama di Indonesia

Selain itu, sistem monitoring ini juga dapat digunakan oleh banyak petani budidaya air tawar.

"Penggunaannya tidak hanya pada jenis ikan gurame, namun juga pada jenis ikan budidaya lainnya," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com