Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa ITB Raih Juara Ajang Kecerdasan Artifisial AIIS 2021

Kompas.com - 02/12/2021, 14:00 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) telah menggelar Artificial Intelligence Innovation Summit (AIIS) 2021 pada November lalu.

AIIS merupakan konferensi tahunan yang digelar oleh BRIN dan Korika sebagai kontribusi untuk pengembangan dan pemanfaatan teknologi inteligensia buatan di Indonesia.

Di dalamnya, terdapat perlombaan Datathon AI yang bertujuan untuk mengumpulkan mahasiswa-mahasiswa yang memiliki bakat dalam bidang AI.

Mahasiswa prodi Teknik Informatika ITB, di antaranya Dimas Shidqi Parikesit, Rio Alexander Audino, dan Rizky Ramadhana berhasil menjadi Juara Pertama Datathon Kecerdasan Artifisial (AI) dalam AIIS 2021.

Baca juga: BCA Buka Magang Bakti bagi Lulusan SMA-SMK, D1-D3 dan S1, Yuk Daftar

Tertarik pada AI sejak ikut Ospek Jurusan

Melansir laman ITB, salah satu mahasiswa, Dimas bercerita bahwa ia dan teman-temannya tertarik bidang sains data dan AI setelah mendengar paparan dari Himpunan Mahasiswa Informatika (HMIF) ITB saat ospek jurusan.

Ia mengaku bahwa mereka senang untuk mengikuti dan menjuarai perlombaan ini di tengah padatnya perkuliahan dan kegiatan lainnya.

Rizky menambahkan, dari lomba ini ia merasa faktor teman dan komunikasi sangatlah penting dalam sebuah tim. Karena cocok dengan timnya, ia merasa tidak ada hambatan komunikasi saat proses pembuatan makalah.

Namun, ia mengatakan bahwa lomba bukan satu-satunya cara untuk mengeksplorasi kemampuan diri.

“Lomba itu sebenarnya tidak untuk semua orang. Kalau tidak tertarik, enggak apa-apa. Yang penting, jangan lupa untuk eksplorasi diri, tetapi, lagi-lagi, tidak harus dalam bentuk perlombaan," imbuh dia.

Baca juga: Program Kampus Mengajar 3 Dibuka, Dapat Uang Saku hingga Bantuan UKT

Sementara itu, Rio berpesan bahwa jika ada perlombaan, ikuti saja, karena dengan perlombaan kita “terpaksa” untuk belajar hal-hal baru yang tidak ada dalam perkuliahan.

Begitu juga dengan Dimas, ia berpendapat bahwa mengikuti lomba tak pernah rugi walau kalah.

"Lomba itu enggak buat kita rugi. Meski kalah, kita tidak rugi, tetapi jika menang, kita malah mendapatkan hadiah," tuturnya.

Perlombaan Datathon AI yang diikuti tim terdiri dari dua tahap, yaitu penyisihan dan final. Pada tahap penyisihan, masalah yang harus dipecahkan oleh adalah memprediksi waktu saat 50 persen masyarakat Indonesia sudah divaksinasi lengkap.

Untuk memecahkan masalah ini, mereka mencari data yang relevan. Kemudian, mereka memprediksi datanya dengan model AI yang bisa menyelesaikan masalah time series forecasting. Secara spesifik, mereka menggunakan model Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA).

Baca juga: Mahasiswa Bersiap, IISMA 2022 Kemendikbud Bakal Gandeng Kampus Top Dunia

Dalam kompetisi ini, Tim Aurora (sebutan untuk tim Dimas, Rio dan Rizky) membuat formula perhitungan dari analisis mereka sendiri (tidak dari teori yang sudah ada). Dengan perhitungan tersebut, pemerintah dapat memberi bobot sendiri sesuai dengan tujuannya.

Misalnya, jika lebih ingin menekankan pada aspek kesehatan, parameter bobot untuk kesehatan dibuat tinggi, sedangkan bobot untuk ekonomi dibuat rendah. Hal ini berlaku kebalikan jika ingin menekankan aspek ekonomi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com