Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/11/2021, 09:47 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 telah mengubah berbagai aspek dalam kehidupan manusia.

Mau tidak mau, manusia dituntut untuk menerapkan kebiasaan baru guna mencegah angka penularan Covid-19, seperti pembatasan fisik dan sosial serta penerapan protokol kesehatan.

Baca juga: Pakar Unair Beri Tips Tetap Sehat Saat Musim Hujan

Namun ternyata, kondisi pandemi Covid-19 tidak hanya berdampak pada kehidupan orang dewasa saja, tetapi juga pada anak-anak usia prasekolah.

Salah satu dosen di Fakultas Psikologi Unair, Primatia Yogi Wulandari menyebut banyak situasi tidak menyenangkan yang dihadapi anak selama pandemi Covid-19.

"Dari penelitian terbaru yang dilaksanakan selama pandemi, anak-anak usia prasekolah hingga remaja turut merasakan kecemasan yang berantai dari lingkungan mereka," kata dia melansir laman Unair, Senin (29/11/2021).

Dia menuturkan, emosi negatif seperti cemas, gelisah, dan khawatir yang ditunjukkan oleh orangtua atau anggota keluarga lain akan memberi dampak kepada anak bila tidak dikelola dengan baik.

Dalam workshop yang dilaksanakan oleh Badan Semi Otonom (BSO) Teater Boneka FPsi UNAIR ini, pembatasan fisik dan sosial yang diberlakukan oleh pemerintah juga turut berdampak pada anak usia prasekolah.

Seperti yang telah kita ketahui, anak usia prasekolah memiliki kebutuhan akan kegiatan bermain yang tinggi. Mereka tumbuh dan berkembang termasuk juga mengeksplorasi lingkungan sosial mereka dengan bermain.

"Anak-anak akan merasakan kejenuhan karena tidak semua rumah mempunyai alat bermain anak yang komplit terutama untuk permainan motorik kasar. Selain itu, mereka juga tidak mendapat kesempatan berinteraksi dengan teman sebaya," ujar Primatia.

Baca juga: 2 Orang Ini Rentan Kena TBC Menurut Dokter RSA UGM

Bagi para remaja, opsi untuk berinteraksi dengan teman sebayanya mungkin masih ada seperti menggunakan layanan video conference.

Namun, anak-anak belum bisa mengalihkan kebutuhan sosial seperti pada remaja dan dewasa sehingga dapat dipastikan bahwa anak akan bingung dengan apa yang harus mereka lakukan.

Primatia juga mengungkapkan bahwa banyak anak usia prasekolah yang cenderung tantrum selama masa pandemi ini.

"Kadang ada anak yang sudah matang secara emosi, tapi saat pandemi justru rewel, gampang marah, dan sebagainya," ucap Primatia.

Waktu yang banyak dihabiskan di rumah juga berdampak pada peningkatan penggunaan gawai pada anak-anak.

Terkait hal ini, Primatia menyarankan agar para orangtua membatasi screen time pada anak mereka dengan waktu penggunaan gawai maksimal dua jam per hari serta tidak diberikan secara terus-menerus.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com