Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Webinar FISIP UPN Jogja: Pemuda Agen Ketahanan Nasional

Kompas.com - 28/11/2021, 06:07 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta (UPN Jogja) menggelar webinar, Sabtu (27/11/2021).

Webinar bertajuk Indonesia Emas 2045: Pemuda Agen Ketahanan Nasional ini membahas mengenai kontribusi pemuda dalam memperkuat ketahanan nasional Indonesia.

Salah satu narasumber, Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah DIY, GKR Bendara mengemukakan pariwisata dan usaha mikro kecil menengah (UKKM) menjadi sektor yang berperan penting dalam ketahanan nasional. Sektor ini, membantu memupuk rasa bangga terhadap negara.

Baca juga: Webinar UPN Jogja Beberkan 5 Tips Bangun Bisnis

"Misalnya museum yang sering dipandang sebelah mata. Di Indonesia museum dianggap minoritas, sebagai objek wisata sekolah," ujar GKR Bendara.

"Padahal museum adalah ujung tombak dalam memperkenalkan sejarah dan jati diri. Ujung tombak ketahanan nasional," paparnya lagi.

Pelaku wisata di DIY adalah pemuda

Terkait pemuda, GKR Bendara mengatakan bahwa pelaku pariwisata saat ini, khususnya wilayah Yogyakarta adalah anak muda usia 16-35 tahun. Seperti halnya kemunculan berbagai desa wisata mampu menggerakkan roda perekonomian masyarakat sekitar.

"Seluruh desa wisata diwajibkan memiliki UMKM dari daerah itu sendiri. Sumber daya manusia juga dari daerah itu sendiri yang diasah skill-nya. Dengan demikian rasa memiliki di desa-desa wisata tumbuh dengan baik," jelasnya.

Sementara itu, narasumber dari Kementerian Pertahanan RI Kolonel Marinir Rachmat Djunaidy mengangkat tema ketahanan nasional, bela negara, dan pemuda.

Dia mengutarakan untuk mengatasi berbagai ancaman terhadap kedaulatan negara bukan saja tugas utama TNI tetapi seluruh warga negara Indonesia.

Dijelaskan, konsep bela negara sudah ada sejak lama hanya saja sempat meredup dan saat ini kembali banyak dibicarakan.

"Bela negara bukan wajib militer. Bela negara berarti mengaktualisasikan diri dan mencintai bangsa dan negara sehingga mampu berkorban demi negara," tegas Raachmat.

Baca juga: LPPM UPN Jogja Berhasil Daftarkan 190 Hak Cipta

Di hadapan peserta webinar dirinya juga menambahkan pemuda harus memiliki jiwa bela negara agar dapat membawa masyarakat ke dalam persatuan dan kesatuan.

Pemuda harus berpikir kritis

Presidium Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Anita A. Wahid menambahkan, ancaman yang muncul saat ini adalah polarisasi kelompok, yakni kecenderungan kelompok yang mengarah pada pemikiran tertentu.

Hal ini semakin nyata seiring kemunculan media sosial yang selalu mengarahkan penggunanya pada topik-topik yang disukainya. Sehingga orang cenderung mendapatkan informasi yang sama secara terus menerus.

"Dampak polarisasi adalah pemikiran yang dikotomis, kita dan mereka. Konteks yang bisa hidup adalah kita lawan mereka. Kita berlomba-lomba dengan kelompok mereka. Tidak ada duduk bersama (diskusi)," kata dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com