Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Hari Guru Nasional, Jejaknya Dimulai sejak Tahun 1912

Kompas.com - 25/11/2021, 15:26 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Setiap tanggal 25 November, semua guru dan murid pasti merayakan Hari Guru Nasional (HGN). Tetapi, tahukah kamu bagaimana hari guru ini terbentuk? Pernahkah kamu penasaran dengan cerita para guru di zaman dulu?

Jika melihat sejarah, melansir laman Direktorat Jenderal SMP Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) cikal bakal hari guru dimulai sejak munculnya organisasi perjuangan guru-guru pribumi pada zaman Belanda tahun 1912 dengan nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB).

Organisasi ini bersifat unitaristik yang anggotanya terdiri dari para Guru Bantu, Guru Desa, Kepala Sekolah, dan Penilik Sekolah.

Baca juga: Momen Hari Guru 2021, Menag Pastikan Kesejahteraan dan Kompetensi Guru

Dengan latar pendidikan, pangkat, dan status sosial yang berbeda-beda mereka umumnya bertugas di Sekolah Desa dan Sekolah Rakyat Angka Dua yang menggunakan bahasa pengantarnya bahasa daerah ditambah bahasa Melayu.

Selain PGHB, berkembang pula organisasi guru baru antara lain Persatuan Guru Bantu (PGB), Perserikatan Guru Desa (PGD), Persatuan Guru Ambachtsschool (PGAS), Perserikatan Normaalschool (PNS), Hogere Kweekschool Bond (HKSB).

Disamping organisasi guru yang bercorak keagamaan, kebangsaan atau lainnya seperti Christelijke Onderwijs Vereniging (COV), Katholieke Onderwijsbond (KOB), Vereniging Van Muloleerkrachten (VVM), dan Nederlands Indische Onderwijs Genootschap (NIOG) yang beranggotakan semua guru tanpa membedakan golongan agama.

Perjuangan guru tidak lagi berfokus pada perbaikan nasib serta kesamaan hak dan posisi dengan Belanda, melainkan beralih menjadi perjuangan nasional meraih kemerdekaan.

Pada tahun 1932, ada 32 organisasi guru yang ada di Indonesia sepakat bersatu mengubah nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI).

Pengubahan nama ini mengejutkan pemerintah Belanda, karena penggunaan kata “Indonesia” yang mencerminkan semangat kebangsaan sangat tidak disenangi oleh Belanda.

Sebaliknya, kata “Indonesia” ini sangat didambakan oleh guru dan bangsa Indonesia. Namun pada zaman pendudukan Jepang segala organisasi dilarang, sekolah ditutup, dan Persatuan Guru Indonesia (PGI) tidak dapat lagi melakukan aktivitas.

Lalu, pada tanggal 23-25 November 1945 berlangsunglah Kongres Guru Indonesia di Surakarta. Kongres tersebut berlangsung di Gedung Somaharsana (Pasar Pon), Van Deventer School, Sekolah Guru Puteri atau sekarang adalah SMP Negeri 3 Surakarta.

Baca juga: Hari Guru 2021, Nadiem Cerita Perjuangan dan Semangat Guru di Tengah Pandemi

Sejak kongres Guru Indonesia yakni kongres ke-1 PGRI, semua guru Indonesia menyatakan dirinya bersatu dalam satu wadah PGRI. Para guru yang mengadakan kongres serentak bersatu mengisi kemerdekaan dengan tiga tujuan antara lain:

1. Mempertahankan dan menyempurnakan Republik Indonesia

2. Mempertinggi tingkat pendidikan dan pengajaran sesuai dengan dasar-dasar kerakyatan

3. Membela hak dan nasib buruh umumnya, guru pada khususnya.

Dalam rona dan dinamika politik yang sangat dinamis, PGRI tetap setia dalam pengabdiannya sebagai organisasi profesi yang bersifat unitaristik, independen, dan nonpartisan.

Untuk itulah, sebagai penghormatan kepada guru, Pemerintah Republik Indonesia melalui Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994, menetapkan hari lahir PGRI tanggal 25 November sebagai Hari Guru Nasional, dan selalu diperingati setiap tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com