Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dr. Iwan Syahril, Ph.D

Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud Ristek

Hari Guru Nasional 2021: Bergerak dengan Hati, Pulihkan Pendidikan

Kompas.com - 25/11/2021, 15:24 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Selain itu, sang petani harus menumbuhkan padi sesuai dengan ilmu perawatan padi. Janganlah merawat padi dengan ilmu merawat jagung. Maka padi tidak akan dapat tumbuh dengan sempurna.

Karena itu, guru yang baik harus mampu memahami karakteristik dan keunikan setiap muridnya sehingga dapat menumbuhkembangkannya sesuai dengan kodratnya sang murid.

Kedua, guru perlu mendidik murid dengan holistik. Dalam bahasanya Ki Hajar, pendidikan yang holistik tersebut adalah pendidikan yang menjaga keseimbangan olah cipta, olah rasa, olah karsa, dan olah raga.

Baca juga: Hari Guru Nasional, Ketua Komisi X Harap Jadi Momentum Tuntaskan Rekrutmen Sejuta Guru Honorer

Pendidikan hendaknya bertujuan untuk menajamkan pikiran, menghaluskan perasaan, menguatkan kemauan dan menyehatkan jasmani. Menurut Ki Hajar, keseimbangan proses pendidikan yang holistik akan menghasilkan manusia-manusia yang penuh kebijaksanaan.

Ketiga, guru perlu mendidik murid secara relevan sesuai dengan kodrat keadaannya. Selain kodrat alam kebudayaan dan kebangsaaannya, guru haruslah mendidik murid sesuai dengan kodrat zamannya.

Kodrat zaman kita adalah revolusi teknologi digital di semua sektor, atau yang dinamakan revolusi industri 4.0 yang terus bergerak maju dengan sangat cepat.

Kita juga sedang dihadapkan pada krisis pandemi global Covid-19 yang telah dan akan terus memengaruhi berbagai dimensi kemasyarakatan kita.

Karena itu kodrat keadaan, baik kodrat alam dan kodrat zaman, harus terus disikapi secara arif dan aktif oleh guru dari waktu ke waktu.

Pulihkan pendidikan

Guru adalah profesi yang mulia dan terhormat. Pembenahan tata kelola guru perlu segera diwujudkan agar semua guru mendapatkan kesejahteraan dan kondisi kerja yang layak. Inilah tujuan diadakannya seleksi Aparatur Sipil Negara Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (ASN PPPK).

Walaupun tantangan sistem tata kelola guru secara desentralisasi cukup berat, tahun 2021 ini pemerintah daerah telah mengajukan formasi sebesar 506 ribu dalam seleksi Guru ASN PPPK. Ini merupakan rekor formasi ASN Guru terbesar dalam beberapa tahun terakhir.

Kita mengharapkan akan segera terjadi keseimbangan supply and demand dalam kebutuhan guru sehingga kualitas layanan terhadap murid-murid kita akan semakin prima.

Semangat guru untuk terus belajar dan meningkatkan kompetensi yang telah terakselerasi di masa pandemi ini perlu terus diperkuat.

Semua pemangku kepentingan haruslah bahu membahu, bergotong royong untuk tujuan yang sama, yaitu para murid seluruh Indonesia.

Saat ini sumber dan komunitas belajar ada di mana saja. Belajar bagi para guru bukan lagi masalah kesempatan, tapi lebih pada masalah kemauan. When there is a will, there is a way.

Sebuah harapan baru mulai menguak. Sebuah energi gerakan pun telah dilesatkan. Sebuah revolusi dan transformasi untuk pendidikan Indonesia.

Baca juga: Hari Guru Nasional, Ketua DPR Minta Pemerintah Percepat Pengangkatan Guru Honorer

Memang masih banyak ‘pekerjaan rumah’.

Kita perlu melihatnya sebagai ‘gelas setengah penuh’, bukan ‘gelas setengah kosong’. Mari bergerak dengan hati, hati yang tulus demi kemajuan pelayanan kepada anak-anak Indonesia.
Bersama kita pulihkan pendidikan para generasi penerus bangsa.

Salam Merdeka Belajar! Selamat Hari Guru Nasional 2021!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com