Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dr. Iwan Syahril, Ph.D

Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud Ristek

Hari Guru Nasional 2021: Bergerak dengan Hati, Pulihkan Pendidikan

Kompas.com - 25/11/2021, 15:24 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Kurikulum disederhanakan agar dapat lebih fokus kepada hal-hal yang esensial.

Seperti guru-guru yang saya temui di sebuah sekolah dasar yang sederhana di kabupaten Lombok Tengah. Sejak tahun ajaran baru 2021/2022 dimulai, sekolah ini menerapkan pendekatan Teach at the Right Level (TaRL) dengan fokus kepada literasi dan numerasi.

Mereka menggunakan kurikulum darurat yang disusun Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) tak lama setelah pandemi melanda, sehingga dapat fokus kepada kompetensi esensial.

Murid-murid yang tadinya ada di kelas 1-6 sekarang dikelompokkan berdasarkan kemampuan, bukan lagi berdasarkan kelasnya. Guru-gurunya terlihat cukup peka terhadap level kemampuan dan kesiapan belajar muridnya.

Dari asesmen formatif yang dilakukan, mereka memantau peningkatan kemampuan murid dalam literasi dan numerasi, termasuk pada murid-murid yang memiliki disabilitas.

Pemulihan pembelajaran sedang terjadi di sekolah ini setelah melalui pembelajaran di masa pandemi yang berkepanjangan.

Sekolah ini pun menginspirasi sekolah lainnya. Mereka pun memberikan pelatihan kepada kepala sekolah dan guru di beberapa sekolah lainnya. Kepala sekolah menggunakan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) reguler untuk melaksanakan pelatihan-pelatihan tersebut.

Pada akhirnya terbentuk sebuah komunitas belajar antar sekolah yang saling mendukung untuk tujuan pembelajaran yang terbaik bagi para muridnya.

Budaya belajar semakin menguat diantara para guru Indonesia selama pandemi. Misalnya dalam platform belajar bernama Guru Belajar dan Berbagi yang dikembangkan Kemendikbudristek.

Dalam platform ini guru-guru dari berbagai mata pelajaran dan jenjang dapat mengikuti berbagai program belajar mandiri secara gratis. Platform ini juga membuka ruang kolaborasi pemerintah, guru, komunitas, dan penggerak pendidikan untuk bergotong royong berbagi ide dan praktik baik.

Baca juga: Momen Hari Guru 2021, Menag Pastikan Kesejahteraan dan Kompetensi Guru

Para pendidik berbagi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), artikel, video pembelajaran, dan aksi webinar.

Saat ini terdapat hampir 200 ribu RPP, artikel, dan video dalam platform Guru Belajar dan Berbagi. Lebih dari 1 juta guru dari 73 persen sekolah di seluruh Indonesia telah berpartisipasi.

Platform ini juga telah diakses lebih dari 100 juta kali, termasuk oleh hampir 40 persen guru dari daerah terdepan, terpencil, tertinggal (3T).

Transformasi "Guru Merdeka Belajar"

Merdeka Belajar sesungguhnya merupakan filosofi kebijakan pendidikan yang berpijak pada filosofi Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara.

Nilai utama seorang guru tersirat dalam semboyan beliau, yaitu Ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani.

Guru sejatinya adalah seorang teladan, yang senantiasa membangkitkan semangat dan menguatkan kemauan, dan mendorong kemandirian dan kemerdekaan muridnya.

Dari filosofi Ki Hajar Dewantara, kita bisa mencermati tiga ciri utama guru yang baik. Pertama, guru harus memandang anak dengan rasa hormat. Inilah nilai yang paling fundamental seorang guru.

Setiap anak memiliki keunikan masing-masing. Bahkan dua anak kembar pun memiliki ciri khasnya sendiri-sendiri. Ki Hajar menganalogikan pendidik seperti petani, dan murid seperti bibit yang dirawat oleh petani tersebut.

Jika petani mendapat bibit padi, maka ia harus menumbuhkan bibit tersebut menjadi padi. Tidaklah realistis mengharapkan bibit padi tumbuh menjadi jagung. Itu berarti berlawanan dengan kodrat penciptaan padi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com