Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dr. Iwan Syahril, Ph.D

Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud Ristek

Hari Guru Nasional 2021: Bergerak dengan Hati, Pulihkan Pendidikan

Kompas.com - 25/11/2021, 15:24 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KOMPAS.com - Dalam sebuah kunjungan kerja mendampingi Mas Menteri Nadiem di sebuah sekolah dasar di kota Sorong, Papua Barat, saya berkenalan dengan Ibu Siti dan Ibu Bertin, peserta program Pendidikan Guru Penggerak (PGP) angkatan pertama.

Mereka sedang mempersiapkan materi pembelajaran siswanya dengan menggunakan teknologi formulir digital.

Kepala sekolahnya, Ibu Maryatin dengan bersemangat mengungkapkan kebanggaannya kepada kedua guru ini. Mas Menteri dan saya pun sangat terkesan dengan filosofi kedua guru ini yang sangat berorientasi kepada murid.

Yang lebih mengesankan lagi adalah kami menjumpai hal yang sama di guru-guru yang mengikuti PGP di Kalimantan Timur, Jambi, Nusa Tenggara Barat dan berbagai daerah lainnya di seluruh Indonesia.

Pendidikan Guru Penggerak adalah program penyiapan generasi baru kepemimpinan pendidikan Indonesia, yaitu pemimpin pembelajaran (instructional leadership) yang berpihak kepada murid, memiliki pola pikir berkembang (growth mindset), serta gemar belajar dan berbagi.

Berpihak kepada murid

Ada hal berbeda dari cara guru penggerak bertutur, berefleksi, dan menyampaikan gagasan atau pertanyaan. Rasa kasmaran pada pendidikan yang berpihak kepada murid sangat jelas terasa.

Kejujuran dan keberanian mengakui kealpaan masa lalu yang tidak menempatkan murid sebagai fokus utama bukan hal yang biasa hadir dalam diskusi guru. Pengakuan mereka apa adanya namun terasa sangat dalam maknanya. Bahkan mereka merasa telah berdosa belasan tahun.

Mengakui hal tersebut di sebuah forum publik dengan menteri, kepala daerah, kepala dinas pendidikan, dan disaksikan kolega lainnya bukanlah hal yang mudah.

Baca juga: Hari Guru di Masa Pandemi: Pulihkan Pendidikan, Kembangkan Potensi Siswa

Lalu mereka pun sampaikan tekad, rasa greget, untuk menebus kesalahan menahun tersebut. Disertai tekad untuk mengajak dan menggerakkan rekan guru lainnya agar memiliki prinsip yang sama, menomorsatukan murid dalam setiap keputusannya sebagai pendidik.

Ada nyala baru dalam jiwa mereka. Ada sebuah tujuan dan harapan baru. Memerdekakan murid dan rekan guru lainnya.

Perubahan pola pikir

Yang paling mengesankan dari semuanya adalah terlihat sebuah perubahan pola pikir guru-guru dalam Pendidikan Guru Penggerak (PGP) yang merupakan salah satu program terobosan Merdeka Belajar.

Guru-guru ini bertransformasi menjadi pemecah masalah. Jika ada masalah, mereka cenderung memikirkan apa solusi yang bisa dilakukan. Mereka tidak berhenti pada keluh kesah dan perasaan tidak berdaya.

Mereka bersikap positif, tidak hilang akal. Ibarat pepatah, tidak ada rotan, akar pun jadi. Mereka memiliki keyakinan diri, kemauan kuat untuk terus belajar, daya juang (resilience), dan semangat berkolaborasi. Mereka tidak merasa sendirian, saling membantu satu dan lainnya.

Semangat mereka egaliter. Dalam PGP, guru-guru negeri, swasta, honorer lintas jenjang, lintas mata pelajaran, belajar bersama-sama. Sebelumnya sangat jarang terjadi guru TK bisa belajar bersama dengan guru SMA.

Dalam PGP, para guru mendobrak sekat feodal yang biasanya mengisolasi interaksi. Bahkan guru TK dan SD dapat menjadi mentor bagi guru jenjang lainnya. Mereka saling menghormati, berkolaborasi, dan belajar dari satu sama lain.

Walau banyak tugas yang harus mereka kerjakan hingga larut malam, tidak jarang guru-guru ini menambah kegiatan sendiri walaupun tidak masuk dalam penilaian dalam PGP. Mereka membuat pelatihan di sekolahnya, atau berbagi dengan sekolah lainnya.

Karena mereka memiliki keresahan dan kerinduan untuk hadirnya perubahan pembelajaran dalam ekosistem pendidikan Indonesia. Mereka tidak menunggu instruksi, perintah, atau aba-aba.

Mereka ambil langkah pertama secara bersama-sama demi kemajuan rekan pendidik lainnya dan para murid.

Baca juga: Hari Guru 2021, Nadiem Cerita Perjuangan dan Semangat Guru di Tengah Pandemi

Semangat belajar dan berbagi

Sebuah transformasi fundamental saat ini sedang terjadi diantara para guru seluruh Indonesia. Selain di Pendidikan Guru Penggerak, jutaan guru lainnya sedang bertransformasi dalam masa pandemi ini.

Karena dipaksa oleh keadaan, guru melakukan adaptasi pembelajaran. Mereka mulai bereksperimentasi dengan menggunakan teknologi. Mereka mulai menggunakan asesmen diagnostik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com