"Dalam sebuah organisasi, marah yang berlebihan justru akan membawa dampak yang buruk. Ini pentingnya manajemen emosi dalam kepemimpinan. Kita perlu memilah mana situasi yang butuh rasa amarah dengan porsi secukupnya dan mana situasi yang sebenarnya tidak perlu rasa marah," ungkap Anandre.
Baca juga: Kisah Zainul, Mahasiswa Disabilitas Unej Berprestasi di Bidang Olahraga
Mengikuti organisasi harus diikuti dengan perubahan pola pikir dalam diri. Mindset utama yang harus diubah adalah 'kamu tak akan bisa menyenangkan semua orang'. Jadi kamu harus menegur tim jika melakukan sebuah kesalahan tanpa rasa sungkan.
Dalam berorganisasi, mahasiswa tidak boleh sungkan dan tidak enakan ketika harus menegur teman dekat yang melakukan kesalahan dalam bekerja. Semakin berusaha menyenangkan semua orang, kamu tidak akan menyenangkan siapapun.
"Ini harga yang pasti harus dibayar sebagai seorang leader. Tugas kita adalah memastikan setiap anggota bertumbuh dan berkembang sesuai dengan porsinya masing-masing," tegas Anandre.
Baca juga: Pakar IPB Ungkap Kandungan Daun Pohpohan dan Kenikir di Lalapan
Anandre menambahkan, memang tidak mudah untuk menjadi seorang leader. Namun, semakin banyak belajar dengan baik, maka akan lebih mudah dalam mengatasi berbagai permasalahan dalam sebuah organisasi.
"Meskipun tak jarang pilihan yang kamu ambil akan membuat orang lain kecewa. But it’s okay, itulah namanya seni dalam memimpin," tutup Anandre.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.