Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penelitian Perguruan Tinggi Harus Bermanfaat bagi Masyarakat Luas

Kompas.com - 25/11/2021, 07:00 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Penelitian dan riset yang dilakukan perguruan tinggi maupun mahasiswa tidak memberikan dampak ke masyarakat luas.

Demikian disampaikan oleh Ketua Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional (I4) Prof. Muhammad Aziz dalam acara Fellowship Jurnalisme Pendidikan (FJP) batch III, seperti diberitakan Kamis (25/11/2021).

Baca juga: Yuk Cermati Perbedaan 8 Jalur Masuk Perguruan Tinggi di Indonesia

"Untuk itu perlu grand design, agar sebuah riset yang dilakukan dosen, peneliti atau mahasiswa mampu menghasilkan riset yang bisa berperan ke masyarakat," ucap dia.

Dia menyebut, fungsi karya ilmiah setidaknya ada dua, yakni untuk sendiri maupun sebagai pedoman pengetahuan.

Menurut dia, tujuan utama dari riset maupun penelitian adalah agar peradaban manusia mengalami peningkatan.

"Jika melakukan riset hanya untuk memenuhi syarat kelulusan itu salah. Tapi kontribusi besar dari karya ilmiah adalah comprehensive knowledge creation," ujarnya.

Bahkan, dia mengaku, banyak ribuat riset di berbagai kampus negara maju memiliki nasib yang sama, karena tidak bisa diaplikasikan masyarakat.

"Hanya beberapa persen saja yang bisa dijalani oleh masyarakat," ungkapnya.

Dia menegaskan, biasanya riset yang memiliki hasil punya grand design dari topik tertentu.

"Saat ini masalah yang dihadapi adalah riset yang kecil dan pengaruhnya kecil, yang akhirnya menghilang. Padahal di negeri kita ini, banyak topik yang bisa untuk diteliti," tuturnya.

Dia menambahkan, sangat disayangkan juga bila riset atau penelitian yang sedang kita buat tidak dibaca oleh orang lain.

Baca juga: Sosok Prof. Nizam, Sang Nakhoda di Pendidikan Perguruan Tinggi

"Karena tujuan utama dari penelitian dan riset adalah muncul dampak yang besar ke teknologi, sosial, kultur, dan lainnya," terang dia.

Perguruan tinggi harus mampu SDM yang mumpuni

Belum lama ini, Dirjen Diktiristek Prof. Nizam telah mengatakan, perguruan tinggi dituntut menjadi pelopor lahirnya sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni.

Nizam menyebut, demi menyiapkan SDM yang mumpuni, Indonesia telah memiliki 4.593 perguruan tinggi.

Semua perguruan tinggi itu berada di bawah naungan Kemendikbud Ristek, Kementerian Agama (Kemenag), dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

Dari jumlah perguruan tinggi itu, terdiri dari 8,4 juta mahasiswa, 312.890 dosen, dan 29.413 program studi (Prodi).

Lahirnya SDM yang berkualitas, demi menyiapkan lulusan sarjana yang siap menantang revolusi industri 4.0. Karena, diperkirakan akan ada pemangkasan 23 juta lapangan kerja di 2030.

Namun, akan ada lahirnya pekerjaan baru yang mencapai 27-46 juta, 10 juta diantaranya belum pernah ada.

Baca juga: Pimpinan Perguruan Tinggi Harus Cetak Lulusan Jadi Pengusaha

"Jadi lulusan sarjana perguruan tinggi harus menyiapkan kompetensi yang saat ini pekerjaannya belum ada. Jadi harus adaptif, fleksibel beradaptasi di dunia kerja saat ini, dan agile learners," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com