Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar IPB Beri Ulasan tentang Bahaya Ular

Kompas.com - 22/11/2021, 20:43 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Dosen IPB dari Fakultas Kehutanan dan Lingkungan, Mirza Dikari Kusrini, memberikan penjelasan tentang fenomena ular yang belakangan jadi pembicaraan hangat terkait habitatnya di Kampus IPB Dramaga, Bogor.

Dia menjelaskan, meskipun IPB dikenal sebagai kampus biodiversitas, jenis ular yang ada di kampus tidak berbeda jauh dengan ular yang ada di permukiman luar kampus, bahkan di permukiman di area perkotaan sekalipun.

Baca juga: Pakar UGM: Ini Penyebab Asam Lambung Naik

"Memang ada beberapa jenis ular di Kampus IPB Dramaga yang mungkin susah ditemukan di permukiman, tetapi kebanyakan dan beberapa ular yang dianggap berbahaya itu sebenarnya bisa ditemukan di permukiman juga," ucap dia melansir laman IPB, Senin (22/11/2021).

Dia mencontohkan, ular piton dan kobra juga bisa ditemukan di permukiman.

Dia menyebutkan, banyak orang yang belum paham bahwa ular seperti kobra dan piton itu bisa bertahan di perkotaan.

Pasalnya, ular jenis ini bisa berada di permukiman karena mampu beradaptasi dengan lingkungan permukiman.

Oleh karenanya, berpotensi menimbulkan konflik dengan manusia.

"Jadi tidak aneh kalau di kampus IPB Dramaga Bogor ada ular. Di kampus mana pun atau tempat-tempat mana pun yang memiliki kebun maupun taman, pasti akan ditemukan ular," ucap ahli herpetofauna ini.

Dia lanjut menerangkan, sebetulnya tidak mudah untuk menemukan ular, terlebih sampai dipatok ular.

Menurut dia, ular bukan tipe hewan yang menyerang, tetapi ular ini cenderung untuk lari menghindar.

"Kalau ada getaran, ular akan kabur. Beberapa jenis ular akan mempertahankan sarangnya jika diganggu," tambah Mirza.

Baca juga: Profesor IPB Ini Tolak Permendikbud Kekerasan Seksual Perguruan Tinggi

Dia menegaskan, hal yang perlu diperhatikan adalah harus memahami bahwa ada satwa liar di sekitar kita, sehingga perlu berhati-hati.

Tidak hanya itu, dia menekankan supaya tetap memakai pelindung diri ketika pergi ke kebun, hutan, ataupun area yang masih banyak terdapat satwa liar.

Terkait kasus mahasiswa IPB yang meninggal karena diduga digigit ular, dia menyebut pengalaman ini dapat menjadi pembelajaran bagi masyarakat untuk lebih mengenali gigitan ular serta penanganannya setelah tergigit ular.

Uni Konservasi Fauna (UKF) IPB sering melakukan monitoring herpetofauna seperti ular.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com