Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/11/2021, 14:13 WIB
Dwi NH,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Merintis sebuah bisnis harus siap dihadapkan dengan keberhasilan maupun kegagalan. Hal ini pula yang telah dirasakan David Gunawan, pendiri startup agritech terkemuka di Indonesia, Eden Farm.

Perjalanan berbisnis David dimulai tatkala ia selesai mengenyam pendidikan arsitektur.

Motivasi terbesarnya dalam berbisnis adalah sosok sang ayah. Meski tidak sempat menyelesaikan wajib belajar sembilan tahun, nyatanya sang ayah mampu menghidupi David dan keluarganya hingga ia bisa mengenyam pendidikan tinggi.

Kegigihan sang ayah membuat David terpanggil untuk berbisnis dan mantap mengasah kemampuan manajemen di Magister Manajemen (MM) Regular Universitas Prasetiya Mulya (Prasmul).

Baca juga: Pahami, Apa Kaitan Program Magister Manajemen dengan Dunia Bisnis!

Selama menempuh pendidikan di MM Regular Prasmul, semangatnya dalam membangun usaha semakin tak terbendung.

Terlebih lingkungan yang mendukung dengan kehadiran faculty member atau anggota fakultas serta rekan dari berbagai latar belakang mendorong David untuk merintis banyak usaha, mulai dari bisnis konveksi, buku, hingga logistik.

“Di MMR saya sadar bahwa ternyata harus berusaha keras dulu sampai bisa, barulah suatu profesi bisa menjadi passion,” ujarnya, dikutip dari ceritaprasmul.com, Senin (22/11/2021).

“Pemikiran bebal saya dulu, masa anak Strata 2 (S2) ngirim barang dari satu titik ke titik lain saja nggak bisa. Eh, ternyata benar nggak bisa karena pada praktiknya masuk ke red ocean memang sesusah itu,” guyon peraih Dean’s List MM Prasetiya Mulya tersebut.

Baca juga: 5 Beasiswa S2 Luar Negeri yang Terima IPK di Bawah 3

Untuk diketahui, red ocean adalah suatu strategi yang menggambarkan persaingan bisnis dan ruang pasar yang sudah ada serta dikenal sehingga memiliki ekosistem ketat dan kompetitif.

Saat itulah pembelajaran baru tertanam di benak David, bahwa memulai bisnis tidak cukup pintar jika hanya berpatokan pada pemikiran pribadi.

“Kalau bisa mengekspos diri dengan belajar dan mencari tahu hal baru, ketekunan akan membuat seseorang menemukan jalan,” imbuhnya.

Lebih lanjut David mengatakan, hantaman kompetitor serta perkara kurir yang tak ada habisnya sempat membuat ia menemukan titik terendah dalam berbisnis di bidang usaha logistik.

Baca juga: Usaha Logistik AirAsia Siap Bantu Distribusi Vaksin Covid-19

Dalih mencari teman bercerita, toko buku menjadi tujuan pertama ia tuju hingga sebuah bacaan hidroponik menarik perhatiannya.

Di ambang kebangkrutan bisnis logistik tersebut, David secara cepat memutar otak untuk memperoleh pendanaan baru.

Dengan mengajak kerja sama seorang partner di Prasmul, David menumpang pada sebuah lahan seluas 1.000 meter persegi (m2).

Baca juga: Kisah Bisnis IP Farm, dari Budidaya Jamur hingga Kelola Agrowisata di Lembang

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com