Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turunkan Angka Kemiskinan Ekstrem di Jatim, Kemendes PDTT Gandeng UB

Kompas.com - 17/11/2021, 12:05 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Presiden Jokowi telah menargetkan angka kemiskinan ekstrem di Indonesia pada angka nol persen saat 2024.

Kondisi ini membuat Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) bergerak cepat salah satunya menggandeng pihak kampus terutama Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya (UB).

Baca juga: 6 Kiat Sukses Wawancara Memperoleh Beasiswa

Perjanjian kerja sama kedua belah pihak dilakukan, Selasa (16/11/2021) di Gedung C FISIP UB.

Hadir dalam agenda ini, Plt. Kepala Badan Pengembangan dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Kemendes PDTT Razali dan Dekan FISIP UB Sholih Mu’adi.

Razali mengatakan kerjasama ini dilakukan sebagai wujud konsolidasi menurunkan angka kemiskinan ekstrem khususnya di Jawa Timur (Jatim).

Dari data yang ada, penduduk miskin Jatim pada tahun 2020 sebesar 11,09 persen.

Kemudian di tahun 2021 sebesar 11,40 persen. Sementara jumlah penduduk miskin ekstrem Jatim tahun 2020 sebanyak 1.812.210 orang (nasional 10,54 juta orang) dan tahun 2021 sebesar 1.746.990 orang.

"FISIP UB ini bisa jadi mitra kerja strategis kita. Adanya kerjasama ini juga jadi payung hukum untuk kerjasama secara teknis," ucap dia melansir laman UB, Rabu (17/11/2021).

Razali menjelaskan pada tahun 2024 mendatang ditargetkan oleh Presiden Jokowi kemiskinan ekstrem turun hingga nol persen.

Baca juga: Begini Cara Lapor ke Kemendikbud jika Ada Kekerasan Seksual di Kampus

"Jadi saat masa akhir tugas, beliau ingin sudah benar benar nol. Target ini lebih awal dari yang sudah ditetapkan. Awalnya tahun 2030, jadi sekarang targetnya 2024 kemiskinan ekstrem sudah nol persen," ujar dia.

Razali berharap dengan kerjasama ini bisa menghasilkan dasar-dasar akademis, agar angka kemiskinan ekstrem sudah bisa segera turun.

"Jadi kebijakan yang kami ambil tidak sebatas suka tidak suka tapi sudah berdasarkan kajian akademis," tegas dia.

Sholih Muadi mengungkapkan kolaborasi ini harus dilakukan terus menerus.

"Kami (UB) siap membantu pihak Kemendes. Apalagi saat ini eranya kolaborasi bukan lagi kompetitif,” ungkap dia.

Sholih Muadi yakin bahwa kajian akademis yang ada di FISIP UB bisa membantu merealisasikan target kemiskinan ekstrem nol persen terutama yang ada di Jatim.

Baca juga: Profesor IPB Ini Tolak Permendikbud Kekerasan Seksual Perguruan Tinggi

"Tentu semoga kerjasama ini akan terus berkelanjutan. Apalagi kajian di FISIP UB tidak hanya soal Sosiologi yang mengkaji tentang kemiskinan. Tapi juga dari Komunikasi hingga Hubungan Internasional," tukas dosen Ilmu Politik UB ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com