KOMPAS.com - Selama 1,5 tahun anak-anak Indonesia menjalani pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Itu karena, pandemi Covid-19 menghantui berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.
Baca juga: Perjuangan Guru Jalani PJJ Sepanjang 1,5 Tahun
Sepanjang itulah anak-anak Indonesia dituntut bisa belajar online. Meski kebanyakan orang tidak menyukai metode pembelajaran tersebut.
Salah satunya orangtua bernama Khairani Siagian.
Dia memiliki dua anak, yang pertama menjadi siswa di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di bidang penerbangan. Sedangkan yang kedua sedang kuliah mengambil D3 di Kampus Uhamka.
Rani biasa dia disapa menyatakan, belajar online membuat para orangtua pusing bukan kepalang.
Itu karena, perangkat atau alat yang digunakan belajar online begitu banyak, seperti handphone, internet, dan lainnya.
Apalagi, kata dia, ada gangguan koneksi internet, itu membuat pusing para orangtua.
"Aplikasi belajar online juga begitu banyak, jadi memang kita harus serba tahu, agar anak kita tetap bisa belajar dan tidak ketinggalan pelajaran," ungkap dia kepada Kompas.com, Rabu (10/11/2021).
Saat belajar online, bilang dia, anak-anaknya harus mencerna mata pelajaran dengan baik, khususnya yang berkaitan dengan pelajaran Matematika dan Bahasa Inggris.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.