Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Kuliah Umum UNY, GKR Hayu: Seperti Ini Prinsip Orang Jawa

Kompas.com - 08/11/2021, 12:24 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hayu, Penghageng Tepas Tandha Yekti Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat sekaligus Ketua Harian Dewan Pertimbangan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) menjadi pembicara dalam kuliah umum mahasiswa baru Fakultas Ilmu Sosial (FIS) UNY belum lama ini.

Menurut dia, di dunia ini semua tidak ada yang abadi. Oleh karena itu perlu menjalankan pola hidup sehat terutama kesehatan mental juga dalam mengatur uang dimana pengeluaran dijaga di bawah hasil yang diperoleh.

Baca juga: Seperti Ini Pembangkit Listrik Portabel Inovasi Mahasiswa UNY

"Dan yang terpenting jangan kehilangan tepa selira atau tenggang rasa," ujarnya seperti dikutip dari laman UNY, Senin (8/11/2021).

Prinsip orang Jawa

Dijelaskan, sebagaimana prinsip orang Jawa yang:

1. nyawiji atau sama antara pikiran ucapan dan tingkah laku

2. greget yaitu mengerjakan sesuatu dengan penuh semangat dan kesungguhan

3. sengguh yaitu percaya diri dengan tidak menjadi sombong atau merendahkan orang lain

4. mingkuh yang berarti tidak lari dari tantangan dan tidak takut menghadapi kesulitan

Lebih lanjut GKR Hayu mengemukakan bahwa masyarakat Jawa pada umumnya dan DIY pada khususnya agar tidak melupakan sangkan paraning dumadi yaitu asal usul kita.

Baca juga: Mahasiswa UNY Inovasi Yogurt untuk Kaum Milenial

"Dari mana kita berasal dan ke mana kita akan kembali, oleh karena itu manfaatkan hari-hari yang dilalui dalam hidup untuk menjadi manusia yang bermanfaat bagi sesama," ungkap putri keempat Sri Sultan Hamengkubuwono X tersebut.

Tak hanya itu saja, dia juga mengingatkan untuk tidak melupakan manunggaling kawulo Gusti dimana rakyat butuh pemimpin dan pemimpin butuh rakyat, sehingga dapat bergerak bersama sebagai satu kesatuan.

Diakhir paparannya, GKR Hayu mengatakan perlunya memiliki ketenangan batin dengan kesehatan mental dan jangan menunggu hingga broken heart.

Karena batin yang tenang jadi kunci menjaga kesehatan dan desperation berpotensi mengundang lingkungan yang salah. "Semua harus dicapai sendiri, tidak bisa dibeli atau diwakilkan," urainya.

Mahasiswa harus berkarakter

Dosen Pendidikan Karakter dan Etika Profesi FIS UNY Grendi Hendrastomo, MA., mengatakan, sebagai salah satu perguruan tinggi kependidikan UNY berkeinginan untuk mengembangkan mahasiswanya tidak hanya unggul dalam hal ilmu pengetahuan saja tetapi juga memiliki karakter sebagai landasan berkehidupan bermasyarakat.

"Dengan latar belakang budaya mahasiswa UNY dari beragam daerah menjadi kekayaan yang luar biasa sehingga turut memperkaya pertautan budaya di Yogyakarta," kata Grendi.

Harapannya para mahasiswa dari luar Yogyakarta pada akhirnya akan menjadi bagian dari warga Jogja, sehingga perlu bagi mahasiswa mengenal Yogyakarta dari berbagai aspek, mulai dari aspek sejarah, sosial hingga budaya.

Sementara Prof. Ajat Sudrajat pakar karakter UNY mengingatkan mahasiswa bahwa Yogyakarta menjadi istimewa karena memang ada banyak nilai-nilai filosofi karakter yang kuat yang membentuk masyarakat Jogja.

Baca juga: Mahasiswa UNY Inovasi Nano Spray untuk Cegah Radiasi Gawai

Keistimewaan dan Budaya Yogyakarta serta sejarah yang melatarbelakanginya perlu dipahami oleh mahasiswa sehingga mereka dapat mengenal Yogyakarta, bisa beradaptasi dan menyelami falsafah/pedoman hidup untuk mengembangkan jati diri dan karakter adiluhung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com