Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dorong Inovasi Pertanian, Inobu Gelar "Youth Agripreneur Camp 2021"

Kompas.com - 05/11/2021, 13:32 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Yayasan Inobu, lembaga penelitian nirlaba Indonesia, meluncurkan program akselerasi petani muda bernama Youth Agripreneur Camp (YAC), kompetisi ide bisnis nasional khusus hasil tani.

Kompetisi dan program inkubasi ini ingin membuka jalan bagi anak muda yang siap mengambil peran di bidang inovasi hasil pertanian dan akuakultur dalam bentuk produk, jasa, atau teknologi.

Program ini terbuka bagi mahasiswa Indonesia yang masih aktif berkuliah di program Diploma maupun Sarjana (D3/D4/S1), kelompok pemuda/pemudi umum, serta petani muda dengan rentang usia 17-35 tahun yang tergabung ke dalam satu tim.

Setiap tim memiliki anggota tiga hingga lima orang dan wajib mengirimkan proposal singkat mengenai ide inovatif mereka untuk bisa mengikuti kompetisi ini.

“Pada angkatan pertama ini, YAC mengangkat tema ‘Inovasi Hasil Pertanian’ dengan tujuan untuk mendorong anak muda menemukan inovasi yang mereka gemari terkait peningkatan nilai tambah komoditas pertanian untuk produk akhir di sektor hilir," jelas Bernadinus Steni, Chief Legal Officer Yayasan Inobu melalui rilis resmi (5/11/2021).

Selain itu Steni juga berharap, Youth Agripreneur Camp 2021 juga akan mampu menghasilkan inovasi teknologi industri yang meningkatkan produktivitas dan profitabilitas petani, serta meningkatkan ekonomi kreatif.

Baca juga: Guru Besar Unpad: Masa Depan Pertanian Indonesia Ada di Perkotaan

Potensi komoditas pertanian

Dalam keterangan persnya Steni menjelaskan, Indonesia merupakan negara agraris, yang artinya sektor pertanian memegang peranan penting bagi keseluruhan perekonomian nasional.

Mengutip data Kementerian Pertanian tahun 2020, Steni mengungkapkan luas lahan sawah di seluruh Indonesia mencapai 7,4 juta hektar. Disamping itu, BPS mencatat jumlah petani per tahun 2019 mencapai 33,1 juta orang.

"Namun, masih banyak produk pertanian Indonesia yang tidak bernilai tinggi ketika dijual dikarenakan belum memiliki nilai tambah atau belum diolah menjadi berbagai varian produk pertanian siap pakai," ujar Steni.

Steni menyebut, salah satu contoh potensi ekonomi dari komoditas pertanian bernilai tambah adalah kelapa. Menurut hasil penelitian Lawalata & Imimpia (2020), kelapa yang diolah menjadi kopra memiliki nilai tambah sebesar 42,62 persen.

Rasio nilai tambah kelapa menjadi semakin tinggi yakni hingga 99.33 persen ketika diolah menjadi Virgin Coconut Oil (VCO). Persentase ini menunjukkan bahwa dari setiap Rp 100 nilai input kelapa yang diolah menjadi VCO, menghasilkan nilai tambah sebesar Rp 99,33.

Peningkatan ini mencerminkan peluang kapasitas industri pengolahan hasil pertanian dalam menciptakan nilai tambah. Belum lagi, jika VCO ini diolah menjadi bahan kosmetik.

Masih rendahnya inovasi nilai tambah terhadap komoditas pertanian ini salah satunya dipicu lambatnya perkembangan teknologi di dunia pertanian yang masih masih belum optimal.

"Perkembangan teknologi di dunia pertanian pun tergolong cukup lambat dan tidak mendapatkan pelatihan serta pendanaan yang memadai untuk mendorong penemuan inovatif. Menyoroti pentingnya penemuan inovatif berlandaskan teknologi bagi regenerasi petani muda di Indonesia," tambahnya.

YAC 2021 dan potensi generasi muda

"Padahal di sisi lain, setiap tahunnya, Indonesia memiliki ribuan lulusan mahasiswa dari program pertanian atau teknologi pertanian yang berpotensi untuk melahirkan inovasi di bidang agripreneurship," ungkap Steni.

Ribuan mahasiswa ini menjadi potensi besar untuk dapat mengembangkan produk yang memajukan sektor pertanian di era revolusi industri 4.0.

Sayangnya, generasi muda saat ini kurang memiliki lingkungan yang memungkinkan untuk berkarya dan berinovasi di sektor pertanian, membuat banyak lulusan muda mencari kerja di sektor non-pertanian.

Inilah yang kemudian menjadi latar belakang, Yayasan Inobu menggelar Youth Agripreneur Camp 2021.

Peserta yang terpilih dalam YAC 2021 akan mengikuti proses inkubasi yang berisi rangkaian kelas virtual dan pendampingan dari mentor profesional.

Targetnya adalah meningkatkan kapasitas generasi muda dan mempertajam ide bisnis mereka di bidang pertanian dan akuakultur.

Baca juga: Direktur SD: Generasi Z dan Alpha Perlu Dikenalkan Dunia Pertanian

 

Kemudian, lima tim dengan ide inovatif terbaik akan menerima total pendanaan sejumlah Rp 100 juta dan berkesempatan melakukan pitching kepada calon investor untuk membantu pengembangan produk mereka lebih jauh lagi.

“Kami tunggu ide inovatif untuk mendukung para petani Indonesia, baik itu dari segi teknologi atau pengolahan hasil panen. Pendaftaran dibuka dari 3 November – 11 Desember 2021. Untuk informasi lebih lanjut bisa mengunjungi situs YAC di tanispace.inobu.org,” tutup Steni.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com