Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Hasanuddin Wahid
Sekjen PKB

Sekjen Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Anggota Komisi X DPR-RI.

Transformasi Pendidikan Mulai Menggeliat, tapi Belum Optimal

Kompas.com - 05/11/2021, 09:14 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SELAMA masa pandemi Covid-19, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Ristek dan Teknologi (Kemendikbud) bekerja ekstra keras melalui sejumlah terobosan agar roda kegiatan Pendidikan terus begulir secara baik dan berkualitas.

Ketika pandemi merebak Kemendikbud merespons dengan mengucurkan Dana BOS Afirmasi dan BOS Kinerja, serta memberikan bantuan subsidi upah kepada 1.634.832 PTK PAUD, Pendidikan Dasar dan Penidikan Menengah, 374,836 PTK Pendidikan Tinggi, dan 48.000 pelaku budaya dan seni.

Selanjutnya, berdasarkan basis data portal Rumah Belajar, total pengguna baru Rumah Belajar pada tahun 2020 sebanyak 7,79 juta dengan pengunjung portal Rumah Belajar sebanyak 105,532 juta.

Upaya transformatif

Memasuki tahun 2021, Kemendibud menghadirkan transformasi pendidikan melalui empat strategi.

Pertama, pembangunan infrastruktur dan teknologi. Kedua, penguatan kebijakan, prosedur, dan pendanaan. Ketiga, penguatan kepemimpinan, masyarakat, dan kebudayaan. Keempat, penguatan kurikulum, pedagogi, dan asesmen.

Keempat strategi tersebut dijalankan melalui delapan program prioritas yang dikaitkan dengan konsep Merdeka Belajar.

Pada bidang, pembiayaan pendidikan, Kemendikbud menerbitkan Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah dengan target 1,095 juta mahasiswa, KIP Sekolah dengan target 17,9 juta siswa, layanan khusus pendidikan masyarakat dan kebencanaan dengan target 42.896 sekolah, tunjangan profesi guru dengan target 363 ribu guru, dan pembinaan Sekolah Indonesia Luar Negeri (SILN), dan bantuan pemerintah kepada 13 SILN dan 2.236 lembaga.

Untuk program digitalisasi sekolah dan medium pembelajaran, Kemendikbud megembangkan empat sistem penguatan platform digital, delapan layanan terpadu Kemendikbud, kehumasan dan media, 345 model bahan ajar dan model media pendidikan digital, serta penyediaan sarana pendidikan bagi 16.844 sekolah.

Di bidang pembinaan peserta didik, prestasi, talenta, dan penguatan karakter, Kemendikbud menciptakan tiga layanan pendampingan advokasi dan sosialisasi penguatan karakter, pembinaan peserta didik oleh 345 pemerintah daerah, serta peningkatan prestasi dan manajemen talenta kepada 13.505 pelajar.

Di bidang SDM, Kemendikbud meloloskan 173.329 guru honorer menjadi ASN, mendidik 19.624 guru penggerak, menyertifikasi 10.000 guru dan tenaga kependidikan, merekrut guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di 548 pemerintah daerah, mengembangkan sistem penjaminan mutu, dan memperkenalkan manajemen Sekolah Penggerak kepada 20.438 orang guru.

Kemendikbud juga melakukan peningkatan kurikulum dan asesmen nasional serta melakukan pelatihan kurikulum baru kepada 62.948 guru dan tenaga kependidikan, pendampingan dan sosialisasi implementasi kurikulum dan asesmen di 428.957 sekolah, mengembangkan 4.515 model kurikulum dan perbukuan, dan akreditasi dan standar nasional pendidikan di 94.912 lembaga.

Dalam revitalisasi pendidikan vokasi, Kemendikbud akan merevitalisasi 900 SMK yang berbasis industri 4.0, mengembangkan percepatan link and match dan kemitraan dengan 5.690 orang dan 250 dunia usaha dan dunia industri (DUDI).

Berkenaan dengan Kampus Merdeka, Kemendikbud mendukung pencapaian indeks kinerja utama (IKU) bagi 75 PTN (BOPTN), competitive fund dan matching fun bagi PTN dan PTS, pengembangan kualitas SDM, peningkatan kualitas pembelajaran dan kemahasiswaan sehingga tercipta 50 ribu mahasiswa berwirausaha 400 ribu mahasiswa Kampus Merdeka, 660 program studi terkait inovasi pembelajaran digital, serta pengembangan kelembagaan perguruan tinggi.

Kemendikbud juga mengelola setidaknya 11 sumber belajar yaitu portal bersama hadapi korona, rumah belajar, tv edukasi, pembelajaran digital oleh Pusdatin dan SEAMOLEC, guru berbagi, LMS Siajar, aplikasi daring untuk paket A, B, C, membaca digital, suara edukasi, tatap muka daring melalui program SAPA DRB, dan program belajar dari rumah.

Kemendikbud juga meluncurkan ICE Institute agar kegiatan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) melalui e-learning dapat diakses mahasiswa dari Sabang sampai Merauke.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com