KOMPAS.com - Pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) harus dijalankan.
Hal itu, demi menanggulangi risiko berkurangnya kesempatan belajaran dan untuk mengejar pemulihan PAUD yang berkualitas.
Baca juga: Orangtua Harus Beri Restu Anak Jalani PTM Terbatas
PAUD merupakan salah satu jenjang pendidikan yang menghadapi tantangan besar semasa pandemi Covid-19.
"Saya sendiri telah mengizinkan kedua anak saya untuk melakukan PTM terbatas dengan protokol kesehatan yang ketat. Saya yakin, jika kita terus disiplin menjaga kesehatan anak-anak, mereka dapat bersekolah dengan aman, nyaman, dan optimal," kata istri dari Mendikbud Ristek, Franka Makarim, melansir laman Kemendikbud Ristek, Minggu (31/10/2021).
Jika intensitas belajar anak di jenjang PAUD menurun, kata dia, maka mereka akan kesulitan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya.
Dirjen PAUD Dikdasmen, Jumeri mengatakan, dampak pandemi Covid-19 mempengaruhi proses tumbuh kembang anak, khususnya mereka yang masih berada di jenjang PAUD.
"Berdasarkan survei lintas jenjang yang dilakukan Kementerian, per September 2021, 61 persen satuan PAUD masih melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), dan baru 39 persen satuan PAUD yang sudah dapat melaksanakan PTM terbatas," ucap Jumeri.
Oleh karenanya, dia mengku seluruh anggota ekosistem PAUD perlu mengawal transisi moda bermain dan belajar yang sebelumnya pembelajaran jarak jauh (PJJ) menjadi PTM terbatas, agar dapat berjalan dengan lancar.
Baca juga: Akibat Mahasiswa Meninggal, Rektor Resmi Bekukan Menwa UNS
"Kita semua perlu terus menjaga kesinambungan dari kedua pendekatan ini, baik di sekolah maupun di rumah," ungkap dia.
Direktur PAUD, Muhammad Hasbi menambahkan, beberapa intervensi yang dilakukan Kemendikbud Ristek di masa pandemi Covid-19 adalah relaksasi BOP.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.