Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar IPB: Tanaman Obat Lokal Ini Berpotensi Atasi Diabetes

Kompas.com - 29/10/2021, 10:57 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Indonesia kaya akan keanekaragaman hayati (biodiversitas) baik di darat maupun laut yang bermanfaat sebagai tanaman obat (biofarmaka). Tanaman obat sendiri merupakan salah satu ramuan untuk membuat produk obat herbal.

Dosen IPB University dari Departemen Biokimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Mega Safithri mengatakan biodiversitas Indonesia berpotensi besar sebagai sumber biofarmaka.

Dalam Trop BRC Webinar Series ke-11 dengan tema “Potensi Biodiversitas Indonesia Sebagai Sumber Biofarmaka”, beberapa waktu lalu, ia membahas terkait pemanfaatan biodiversitas darat.

Menurutnya, beberapa tanaman lokal telah diteliti dan berpotensi untuk mengatasi diabetes mellitus.

Baca juga: Peneliti IPB: Tanaman Herbal Ini Berkhasiat Redakan Asam Urat

“Senyawa pada tanaman herbal berperan sebagai agen antihiperglikemik. Selain menurunkan kadar glukosa darah, juga menurunkan anion superoksida atau radikal bebas," paparnya seperti dirangkum dari laman IPB, Rabu (27/10/2021).

Ia mencontohkan aktivitas antioksidan yang dihasilkan dari ekstrak daun sirih merah dan kayu manis. Setelah uji in vitro dilakukan, lanjut dia, kombinasi kedua tanaman tersebut saling bersinergi menurunkan kadar glukosa darah hingga 50 persen.

Ia menambahkan, penelitian lainnya juga dilakukan pada air ekstrak daun dan kulit kayu surian. Namun, masih perlu dilakukan uji lanjutan hingga pre-klinis untuk mengetahui kebenaran dari khasiat tanaman-tanaman tersebut.

Menurutnya, tanaman yang telah dimanfaatkan sebagai antiglikemik dan telah dipasarkan yakni dari daun kumis kucing.

IPB University dan PT SOHO telah membuat minuman siap saji dari ekstrak air daun kumis kucing bernama Glucodiab Drink yang memiliki aktivitas antiglikemik dan antioksidan. Produk tersebut juga menjadi produk unggulan PT SOHO.

Baca juga: Cara Ampuh Usir Tikus di Rumah ala Ahli Tikus IPB

Glucodiab Drink merupakan formula minuman fungsional berbasis rempah-rempah dan herba untuk mengatasi kencing manis. Komposisi terbesarnya berasal dari tanaman kumis kucing.

Berdasarkan riset, minuman ini memiliki antioksidan tinggi yang mencapai 600-700 ppm, dengan aktivitas antihiperglikemik sebesar 65,83 persen.

 

“Jadi inilah keunggulan dari minuman itu. Bisa meredam radikal bebasnya sehingga komplikasinya ke arah diabetes itu bisa ditahan sehingga tidak terbentuk ke sana (diabetes),” pungkasnya.

Teripang sebagai antiinflamasi hingga kuda laut sebagai antioksidan

Tak hanya keanekaragaman hayati, biodiversitas laut Indonesia juga memiliki potensi sebagai obat herbal.

Peneliti Pusat Studi Biofarmaka Tropika (TropBRC), Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University, Mala Nurmala mengatakan biodiversitas laut belum dimanfaatkan secara optimal.

Sehingga, terang dia, harus ada usaha budidaya dan integrasi serta disiplin ilmu yang mampu memanfaatkannya secara optimal.

Mala mengatakan bahwa produk hayati laut sudah dikenal dapat dimanfaatkan dalam bidang biofarmaka, misalnya pemanfaatan kolagen dan turunannya. Pengolahan kolagen dari mamalia sering kali terganjal, sehingga alternatif dari ikan menjadi potensial.

Baca juga: 10 Perguruan Tinggi Tertua di Indonesia, Ada Kampus Kamu?

“Kolagen dari ikan ini sebenarnya merupakan suatu alternatif yang sangat menjanjikan karena ikan tropis berbeda dengan subtropis. Kolagen dan turunan yang dihasilkan oleh ikan tropis mirip dengan kolagen mamalia. Kalau kolagen dari kulit ikan subtropis kualitasnya lebih rendah daripada kolagen konvensional,” terang Dosen Departemen Teknologi Hasil Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University ini.

Namun demikian, lanjutnya, kulit ikan sering diekspor dan kembali ke Indonesia sebagai suplemen yang diimpor dengan harga mahal. Hal tersebut sangat disayangkan karena seharusnya Indonesia dapat mengolah suplemen tersebut secara mandiri.

Menurutnya, aplikasi lainnya yakni pemanfaatan Marine Derived Collagen (MDC) untuk Drug Delivery System (DDS). MDC dapat diaplikasikan sebagai penyembuh luka bakar hingga pengobatan tumor.

“Sebagai penyembuh luka, MDC bertindak sebagai pembawa bioaktif-biomimetik yang mengatur proses penyembuhan luka. Thailand dan beberapa negara lainnya telah menjadikan MDC sebagai alternatif penyembuh luka. Obat dari MDC ini dapat mempercepat laju penyembuhan luka,” imbuhnya.

Baca juga: BCA Buka Magang Bakti bagi Lulusan SMA-SMK, D1-D3 dan S1, Yuk Daftar

Pemanfaatan potensial lainnya, tambahnya, yakni teripang sebagai sumber antiinflamasi atau kuda laut sebagai antioksidan.

Hingga kini, Indonesia hanya memanfaatkannya dalam keadaan mentah. Padahal, biota laut tersebut dapat dibudidayakan dan dikembangkan lagi potensinya.

Ia juga menyebutkan bahwa laboratorium FPIK telah mencoba untuk mengeksplorasi rumput laut sebagai garam antihipertensi dengan nama dagang GAMY.

Penelitian terkait inhibitor SARS-CoV-2 dari hasil perikanan, imbuhnya, juga sangat menjanjikan ke depannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com