Pemimpin merupakan sosok yang memegang peranan penting dalam suatu organisasi atau perusahaan. Setiap orang tentunya memiliki gaya kepemimpinan yang khas dan berbeda dengan orang lain.
Gaya kepemimpinan organisasi yang berbeda ini akan mendorong kelompok yang dipimpinnya untuk berkembang sesuai nilai-nilai yang dianut sang pemimpin. Karena banyaknya gaya kepemimpinan, yuk kita temukan gaya kepemimpinan yang cocok dengan karakter organisasimu!
Ada banyak gaya kepemimpinan yang dianut oleh setiap pemimpin, tergantung pada tipe organisasi dan gaya yang sesuai untuk diaplikasikan. Namun satu hal yang pasti, tidak ada gaya kepemimpinan yang baik dan yang buruk.
Gaya kepemimpinan dilakukan berbeda seperti halnya manusia memiliki kepribadian dan nilai-nilai yang berbeda. Pada kesempatan ini kita akan mengenal berbagai macam gaya kepemimpinan yang dapat diterapkan pada organisasi tempatmu bernaung, ya!
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, seorang pemimpin perlu memiliki gaya kepemimpinan agar dapat memimpin suatu organisasi. Karena pemimpinlah yang akan menentukan bagaimana nasib suatu organisasi melalui keputusan-keputusan yang diambilnya.
Pemimpin sebagai orang yang diikuti para pengikutnya harus mampu menggerakkan dan mengarahkan pengikutnya untuk mencapai tujuan organisasi.
Apabila seseorang tidak memiliki gaya kepemimpinan, maka ia akan sulit membuat keputusan dan arah dalam membawa organisasinya ke arah yang lebih baik. Organisasi yang ia miliki akan kacau dan tidak berjalan baik. Ia juga tidak memiliki wibawa dan karisma bagi para pengikutnya.
Baca juga: Manfaat Big Data bagi Perusahaan
Organisasi terus berevolusi dan berkembang seiring waktu. Menurut Ken Wilber, seorang filsuf, menjelaskan mengenai tahap evolusi organisasi. Dalam setiap tahap ini berubah akibat munculnya terobosan baru dalam bidang teknologi, politik, maupun spiritualitas.
Sayangnya, satu aspek terpenting bagi organisasi jarang mengalami pengembangan yaitu kolaborasi. Wilber membagi perkembangan organisasi menjadi beberapa warna,
Secara historis, organisasi ini muncul sekitar 10.000 tahun yang lalu. Pada paradigma ini, kekuasaan dilakukan terus-menerus oleh sosok pemimpin untuk menjaga agar para anggotanya tetap patuh.
Bisa dibilang, organisasi ini otoriter karena membuat pemimpin berkuasa dan anggota organisasinya takut untuk membantah. Organisasi merah cenderung sangat reaktif dengan fokus jangka pendek.
Organisasi kuning berusaha untuk membangun stabilitas yang salah satu cirinya memiliki peran dan peringkat yang jelas dalam struktur hierarkis. Stabilitas dan ketertiban ditegakkan melalui aturan dan proses. Setiap perubahan paradigma membuka kemampuan dan kemungkinan baru yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Ketika paradigma kuning muncul, umat manusia melompat dari dunia kesukuan yang hidup dari hortikultura ke zaman pertanian, negara dan peradaban, institusi, birokrasi, dan agama yang terorganisir.
Organisasi masa ini berkembang akibat adanya revolusi industri besar-besaran masa itu. Kepemimpinan berubah dari perintah-dan-kontrol ke prediksi-dan-kontrol (manajemen berdasarkan tujuan).
Banyak perusahaan besar yang masih menerapkan gaya kepemimpinan paradigma oranye hingga hari ini. Dari perspektif Oranye, dunia tidak lagi dilihat sebagai alam semesta tetap yang diatur oleh aturan yang tidak dapat diubah, melainkan dilihat sebagai mesin yang kompleks dan bersifat materialistis.
Baca juga: 9 Dimensi Learning Agility sebagai Refleksi dalam Pengembangan Diri
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.