Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guru Besar ITS Ini Masuk Daftar 2 Persen Peneliti Teratas Dunia

Kompas.com - 28/10/2021, 13:54 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Guru Besar ITS, Prof. Riyanarto Sarno kembali berhasil mencatatkan namanya dalam jajaran "Top 2 Percent Scientist in the World: Single Year Impact 2020-2021" yang baru dirilis Stanford University dan Elsevier Report.

Sama seperti tahun 2020, pemeringkatan ini dilakukan oleh tiga peneliti asal Stanford University.

Baca juga: Webinar Unair Kenalkan 4 Jenis Diabetes dan Gejalanya

Ketiganya adalah Prof John Loannidis, Jeroen Baas, dan Kevin Boyack yang melalui publikasi ilmiahnya berjudul Data for Updated Science-Wide Author Databases of Standardized Citation Indicators.

Peringkat didasarkan pada c-score yang merupakan jumlah sitasi publikasi yang tidak termasuk sitasi oleh diri sendiri (nonself-citation).

Berdasarkan pemeringkatan tersebut, Guru Besar Departemen Teknik Informatika ITS ini tercatat sebagai dua persen atau 100.000 peneliti teratas dari jutaan peneliti di seluruh dunia melalui capaian c-score sebanyak 432 sitasi per Agustus 2020 hingga Agustus 2021.

Lelaki yang akrab disapa Riyan ini mengungkapkan, jumlah sitasi tersebut didapat melalui 294 jurnal dan paper conference yang giat ia publikasikan dalam kiprahnya sebagai peneliti sekaligus pendidik mulai tahun 1989.

"Adapun untuk rentang tahun 2020 hingga 2021, total publikasi yang saya lakukan ialah sebanyak 77 publikasi yang terdiri dari artikel jurnal dan paper conference," kata dia melansir laman ITS, Kamis (28/10/2021).

Fokus penelitian yang dilakukan Kepala Laboratorium Manajemen Cerdas Informasi, Departemen Teknik Informatika ITS ini ialah pada bidang Artificial Intelligence (AI) & Image Processing untuk medis.

Salah satu penelitian termutakhir miliknya saat ini ialah Electronic Nose atau yang dikenal dengan nama i-nose c-19 untuk mendeteksi virus Covid-19 dan juga mix-reality jaringan otak untuk membantu pencarian lokasi jaringan pada operasi bedah otak.

Baca juga: Profesor dari Jepang: Bahasa Sunda Bisa Mendunia

Lulusan University of New Brunswick, Kanada ini mengungkapkan, motivasi utamanya dalam membuat publikasi ialah keinginan untuk menciptakan teknologi yang bermanfaat bagi Indonesia.

"Hasil penelitian tak terbatas pada publikasi saja, ilmu ini juga kemudian saya hilirkan menjadi produk substitusi impor, misalnya seperti Electronic Nose kemarin," jelas dia.

Selain itu, Riyan juga mengungkapkan pentingnya peran kolaborasi sebagai kunci suksesnya dalam melakukan publikasi jurnal dan artikel ilmiah.

"Selain berkolaborasi dengan mahasiswa bimbingan dari jenjang sarjana hingga doktor, saya juga melakukan berbagai kolaborasi dengan peneliti dari berbagai negara seperti Jepang, Kanada, Taiwan, dan Belanda," kata pria kelahiran 1959 ini.

Menjadi salah satu peneliti asal Indonesia yang turut menyumbang pencapaian bagi negaranya, dia merasa amat bersyukur.

Meskipun, menurut dia, jika dilihat pada publikasi, angka peneliti Indonesia masih dibilang cukup jauh, jika dibandingkan dengan peneliti dari negara lain.

Karena itu, Riyan berharap prestasinya ini dapat memotivasi rekan akademisi lainnya untuk terus berkarya, dan membawa nama baik Indonesia di mata dunia.

Baca juga: Rangkul ITS, OJK Ajak Mahasiswa Tingkatkan Literasi Keuangan Digital

"Mudah-mudahan dapat menjadi api pemantik bagi teman-teman dosen, khususnya di ITS dan seluruh Indonesia, untuk mengejar ketertinggalan dan melangkah maju ke depan," ucapnya penuh harap.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com