KOMPAS.com - President University (PresUniv) menjadi salah satu universitas yang masuk dalam program Matching Fund, program kolaborasi pendidikan tinggi dan industri, yang digagas Kemendikbud Ristek.
Melalui program Matching Fund ini, PresUniv bekerja sama dengan KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) Tanjung Lesung dan PATA (Pacific Asia Tourism Association) Indonesia, menggelar kegiatan "Akselerasi dan Komersialisasi Kampung Wisata Cikadu di Kawasan Penyangga (Buffer Zone) KEK Tanjung Lesung".
KEK Tanjung Lesung merupakan salah satu dari 10 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) prioritas yang ditetapkan Pemerintah untuk dikembangkan, dan salah satu Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
Dengan kedua penetapan tersebut, kawasan Tanjung Lesung direncanakan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru di Provinsi Banten bagian selatan. KSPN Tanjung Lesung sendiri berada di Kampung Cikadu, Kabupaten Pandeglang yang berjarak sekitar 180 km dari Jakarta.
Agus Canny, Executive Director PATA Indonesia, sangat bangga bisa berkolaborasi dengan team President University, untuk memajukan pariwisata Kampung Cikadu.
Hal ini medorong Agus Canny, menggandeng dukungan dari ASITA (The Association of Indonesia Travel Agents), dan WTD (World Tourism Day) Indonesia agar menjadi bagian dari program yang digagas oleh President University.
Kick-off kegiatan "Akselerasi dan Komersialisasi Kampung Wisata Cikadu" secara simbolis dibuka oleh Adhi Setyo Santoso, Direkur President University Research Center.
Program "Akselerasi dan Komersialisasi Kampung Wisata Cikadu" melibatkan 6 program studi PresUniv, meliputi Administrasi Bisnis, Accounting, Manajemen, IT, Disain Komunikasi Visual, Teknik Lingkungan.
Baca juga: Matching Fund Vokasi 2021 Dibuka, Berikut Syarat yang Harus Disiapkan Pengusul
Perjalanan dari Kampus President University (Cikarang) menuju KEK Tanjung Lesung dipimpin langsung oleh Rendika Nugraha (Direktur Setsail BizAccel) didampingi Felix Goenadhi (Dosen Program Studi BA) dan Danang Adi Wiratama (Prodi DKV).
Perjalanan empat jam ke Kampung Wisata Cikadu di Kawasan penyangga (buffer zone) KEK Tanjung Lesung, bertujuan untuk melakukan pemetaan masalah pada kelompok pengrajin dan pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) pada era adapatasi baru, pascapandemi Covid-19.
Michael Rino, Project Officer, menjelaskan dalam melakukan pemetaan masalah UKM Kampung Cikadu dilakukan dengan metode hybrid, yakni kunjungan langsung (off-line) ke lapangan dan via online.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.