Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa UNY Gagas E-konseling Berbasis Game bagi Korban Pelecehan

Kompas.com - 18/10/2021, 14:00 WIB
Mahar Prastiwi,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pelecehan seksual bisa terjadi di kalangan remaja. Mereka bisa saja menjadi pelaku maupun korban dalam kasus pelecehan seksual.

Pelecehan seksual dapat mempengaruhi kemandirian dan pandangan tentang masa depan korbannya. Selain itu salah satu dampak serius akibat pelecehan adalah trauma mendalam.

Penting untuk diadakan pendampingan secara psikologis agar dapat menangani masalah mental remaja disabilitas yang menjadi korban pelecehan.

Pada kondisi normal, penanganan psikologis atau konseling dapat dilakukan melalui pendampingan secara tatap muka langsung oleh tenaga profesional. Namun adanya pandemi Covid-19, pendampingan psikologis bisa dilakukan dengan media yang bersifat fleksibel dan dapat melakukan pendampingan secara jarak jauh.

Baca juga: Mahasiswa Wajib Tahu, Seperti Ini 5 Etika Ikuti Kuliah Online

Mahasiswa UNY rancang e-konseling berbasis game

Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) merancang e-konseling berbasis game. Inovasi ini bisa sebagai salah satu alternatif penanganan masalah mental yang dapat digunakan secara jarak jauh selama masa pandemi Covid-19.

Mahasiswa yang terlibat dalam pengembangan inovasi ini adalah Kenanga Kusuma Murdiyani, Salsabila Tulus Rinindra dan Orchid Violeta Arbaroni prodi pendidikan luar biasa, Arif Nur Hidayat prodi bimbingan dan konseling serta Haya Antesya Rahma prodi teknologi pendidikan.

Menurut Kenanga Kusuma Murdiyani, permasalahan mental yang terjadi pada remaja disabilitas intelektual akibat pelecehan seksual harus diselesaikan khususnya dalam memberikan pendampingan bagi korban.

"Kami mengembangkan website e-konseling berbasis game sebagai salah satu media yang dapat mengakomodasi kebutuhan penanganan psikologis dan mendeteksi masalah mental remaja disabilitas intelektual akibat pelecehan seksual," kata Kenanga seperti dikutip dari laman UNY, Minggu (17/10/2021).

Baca juga: Jelang Seleksi PPPK Tahap 2, Kemendikbud Imbau Guru Persiapkan Diri

Deteksi tingkat stres dan masalah mental

Menurutnya, layanan e-konseling yang dikembangkan ini memiliki fitur game yang mampu mendeteksi tingkat stres dan masalah mental akibat pelecehan seksual.

Fitur ini juga sangat menyenangkan karena diusung dengan basis game. Saat ini belum banyak layanan e-konseling yang memiliki fitur game untuk menangani masalah mental akibat pelecehan seksual pada remaja disabilitas intelektual.

Salsabila Tulus Rinindra menambahkan, layanan e-konseling yang tersedia saat ini hanya mengakomodasi masalah secara umum belum spesifik dan fitur yang tersedia juga belum mampu mendeteksi masalah mental itu sendiri.

Jika layanan e-konseling hanya melalui website chat digunakan untuk menggali masalah bagi remaja disabilitas intelektual akan sulit dilakukan. Karena mereka memiliki hambatan dalam pemahaman yang sulit untuk berfikir secara abstrak.

"Untuk itu kami tambahkan fitur baru melalui game karena bersifat menghibur sebagai sarana penyembuhan pasien," terang Salsabila.

Baca juga: Jaga Kesehatan Mata, Seperti Ini Rekomendasi Screen Time pada Anak

Meminimalisir dampak negatif pada psikis korban

Sementara itu anggota tim lainnya, Orchid Violeta Arbaroni mengungkapkan, pada awal e-konseling ini digunakan, pelanggan diminta mengisi biodata sesuai keadaan sebenarnya. Lalu diberikan edukasi tentang apa yang dilakukan agar orang asing tidak menyentuh tubuh. Setelah itu masuk ke layanan konseling.

"Seorang yang mengalami pelecehan seksual membutuhkan seorang pendamping atau konselor untuk mencegah permasalahan mental yang bisa terjadi," imbuhnya.

Dengan adanya pendampingan terhadap korban, diharapkan dapat meminimalisir adanya dampak negatif yang menyerang psikis.

Hal ini juga dapat memberikan dorongan pada korban bisa mengembalikan tingkat percaya diri. Selain itu juga menghilangkan anggapan-anggapan negatif yang menghambat untuk berkembang.

Baca juga: Kisah Jasmine, Wisudawan Termuda ITS, Lulus di Usia 19 Tahun

Karya ini berhasil meraih dana Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi dalam Program Kreativitas Mahasiswa bidang Riset Sosial Humaniora tahun 2021 dan lolos dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) yang akan dilaksanakan akhir Oktober secara daring.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com