Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lomba Debat Siswa Nasional 2021 Asah Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Kompas.com - 07/10/2021, 13:48 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Kompetisi debat siswa nasional 2021, Lomba Debat Bahasa Indonesia (LDBI) dan National Schools Debating Championship (NSDC) secara resmi telah dibuka pada 3 Oktober 2021.

Mengusung tema "Speak of Your Mind, Speak for Indonesia", LDBI dan NSDC yang diadakan Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) Kemendikbud Ristek tahun ini diikuti peserta 3.207 siswa untuk LDBI dan 2.150 siswa untuk NSDC.

LDBI dilaksanakan sejak tanggal 3-9 Oktober 2021, sedangkan NSDC dilakukan tanggal 11-17 Oktober 2021 dan diikuti siswa dari 34 provinsi dan 7 SILN (Sekolah Indonesia Luar Negeri).

Tahun ini, SILN yang mengikuti LDBI dan NSDC tingkat provinsi yaitu SILN Singapura, Kinabalu dan Kuala Lumpur-Malaysia, Bangkok-Thailand, Cairo serta Riyadh dan Jeddah-Arab Saudi.

Plt. Kepala Puspresnas, Asep Sukmayadi menyampaikan (4/10/2021), LDBI dan NSDC ini telah diselenggarakan secara rutin lebih dari satu dekade.

"Kegiatan ini bertujuan melatih kemampuan berpikir kritis, kreatif, analitis, konstruktif, dan responsif terhadap isu-isu aktual yang sedang berkembang, baik nasional maupun internasional," ungkap Asep.

“Dengan ajang ini kita juga bisa temukan talenta-talenta terbaik yang mumpuni yang kita bisa siapkan untuk berlaga di kancah internasional, dan membawa nama baik Indonesia sebagaimana setiap tahun secara konsisten kita ikuti,” harap Kepala Puspresnas.

Debat mengasah kompetensi berpikir kritis

Hans Giovanny Sallata, Ketua Juri Inti LDBI 2021, menyampaikan kompetisi debat ini menjadi penting karena karena paling tidak ada tiga aspek kognitif di dalamnya yakni; kemampuan berpikir kritis, penggunaan bahasa Indonesia yang baik dalam komunikasi, kemampuan berkomunikasi efektif.

Baca juga: Lomba Debat Nasional Resmi Dibuka, Ajak Siswa Berani Bicara Positif untuk Indonesia

"Selain aspek kognitif peserta juga dilatih untuk bekerja dalam tim (karena debat parlementer sistem nya 1 tim 3 orang), dan dibiasakan untuk banyak membaca dan mendiskusikan berbagai isu jadi kemampuan literasi mereka juga jelas dilatih melalui debat," ungkap Hans yang saat ini merupakan mahasiswa pascasarjana Fakultas Hukum UI.

Hans menjelaskan ada tiga aspek utama yang menjadi penilaian LDBI 2021 yaitu kualitas argumentasi, strategi dalam menyampaikan poin-poin argumen dan sanggahan serta aspek penggunaan bahasa Indonesia.

Dalam kesempatan sama, Maerel Dhalia, salah satu juri inti NSDC 2021 menyampaikan, debat dalam bahasa Inggris siswa mengasah kompetensi berpikir kritis dan menyusun argumen dalam Bahasa Inggris dengan beragam topik, mulai dari politik, hubungan internasional, ekonomi, dan lain sebagainya.

"Jadi berbeda dengan anggapan sebagian orang yang menganggap bahwa debat hanyalah  marah-marah atau omong doang, di parliamentary debating, kami menilai konten, metode, dan strategi," jelas Mae, sapaan akrab Maerel yang kini mahasiswa semester akhir Universitas Diponegoro.

Kualitas siswa tidak menurun di masa pandemi

Lebih jauh Hans menilai, kualitas siswa yang mengikuti kompetensi debat siswa nasional tahun ini memiliki kualitas yang tidak kalah dengan kompetisi yang dilakukan sebelum masa pandemi.

"Terkait kualitas saya rasa tahun ini dan tahun lalu sama bagusnya," tegas Hans.

Tahun ini, jelas Hans, ada sembilan tema diangkat menjadi tema debat LDBI yaitu; pendidikan, kesehatan, gerakan sosial, lingkungan, seni, pekerjaan, hubungan internasional, ekonomi dan terakhir politik.

Secara khusus Maerel mengajak seluruh peserta LDBI dan NSDC untuk selalu menjunjung tinggi semangat kejujuran dan juga pantang menyerah.

"Sesuai dengan semangat yang terus disuarakan Puspresnas, Jujur itu Juara, usaha untuk tetap menjadi pribadi yang jujur dan mencegah diri untuk melakukan tindakan tidak terpuji juga amatlah penting," pesannya.

Baca juga: Daftar Juara Lomba Debat Mahasiswa NUDC dan KDMI 2021, dari Kampus Mana Saja?

Pesan senada juga disampaikan Hans, "Bagi siswa Indonesia, rajin membaca, berdiskusi dan berkolaborasi budaya Literasi harus dikembangkan secara luas oleh para siswa dan yang utama selalu ingat Jujur Itu Juara."

"Yang penting bukan hasil akhir tetapi semua ilmu yang didapatkan saat latihan dan jaringan yang didapatkan saat mengikuti kompetisi. Luangkan waktu untuk kembali melatih agar budaya literasi melalui debat tetap dibangun dan regenerasi juga terbangun dengan baik," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com