Oleh: Muhchamad Haris Tarmidi | Fasilitator Program Pintar Tanoto Foundation
KOMPAS.com - Tidak banyak yang mengetahui, hari ini kita memperingati Hari Cerebral Palsy Sedunia. Cerebral palsy adalah gangguan yang mempengaruhi gerakan motorik, postur dan koordinasi tubuh.
Cerebral, berasal dari kata Cerebrum, artinya area terkenanya ada di otak. Palsy, mengacu pada cedera otak yang mempengaruhi gangguan gerakan.
Pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus (ABK) di Indonesia seperti anak dengan cerebral palsy semakin hari semakin berkembang. Masyarakat dan pemerintah semakin perhatian dan peduli dengan pendidikan untuk mereka.
Cerebral palsy (CP) adalah disabilitas fisik atau motorik yang paling umum terjadi pada anak. Angka kejadian cerebral palsy berkisar 2-3 per 1.000 kelahiran hidup (Dursun, 2004).
Kebanyakan anak-anak dengan CP lebih banyak berjenis CP Spastik. CP Spastik menyebabkan kekakuan pada otot dan kesulitan bergerak.
Namun demikian CP juga tidak melulu nemakai kursi roda. Ada beberapa penyandang CP dapat berjalan secara mandiri meskipun harus memakai alat bantu gerak.
Satu hal yang perlu juga kita ketahui bersama. Bahwa CP bukanlah gangguan non-degenaratif dan non-progresif. Artinya, gangguan motorik dan otak yang dialami tidak akan bertambah parah seiring berjalannya waktu.
Selain itu cerebral palsy, bukanlah termasuk disabilitas intelektual. Sehingga penyandang CP tidak akan mengalami gangguan kognitif.
Baca juga: Kenali Gangguan Tulang yang Sering Dialami Anak Cerebral Palsy
Penanganan pendidikan anak berkebutuhan khusus (ABK) ditangani secara serius oleh pemerintah. Bahkan telah ada payung hukum dalam pendidikan khusus tersebut.
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 di pasal 5, ayat 2 berbunyi: warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/ atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus.
Baik pendidikanformal dalam hal ini adalah sekolah, maupun orang tua sama-sama memiliki peran dalam rangka memberikan kebutuhan pendidikan bagi penyandang CP.
Pendidikan utama yang harus diberikan tentu saja mengenai kecakapan hidup yang akan digunakan untuk eksistensi kehidupan penyandang CP.
Berikut hal-hal yang bisa dijadikan pedoman bagi orang tua maupun pendidik untuk memberikan pengalaman pendidikan guna penanganan Cerebral palsy.
1. Konsisten