Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nadiem Dorong Tatap Muka Terbatas, Kembalikan Ruh Pendidikan yang Hilang

Kompas.com - 23/09/2021, 13:40 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim mengungkapkan kegembiraannya kala melihat animo pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas yang begitu besar dan telah dimulai di beberapa perguruan tinggi.

Ia mendorong perguruan tinggi untuk melakukan pembelajaran tatap muka terbatas dengan protokol kesehatan (prokes) yang ketat.

"Tidak perlu takut lagi untuk membuka fasilitas sekolah asal dengan prokes, karena itu akan mengembalikan ruhnya pendidikan yang selama ini hilang,” kata Nadiem dalam kunjungan kerja Universitas Jambi (Unja), Selasa (21/9/2021).

Dalam kunjungan kerja tersebut Nadiem yang didampingi oleh Pelaksana tugas (Plt.) Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Riset dan Teknologi (Dirjen Diktiristek) Nizam.

Baca juga: Kemendikbud Ristek Buka Beasiswa Microcredential 2021 bagi Guru

Keduanya mendengar berbagai aspirasi dan masukan dari sivitas akademika Unja terkait kebijakan pendidikan tinggi.

Kampus harus mempersiapkan mahasiswa peroleh pekerjaan

Nadiem juga menegaskan bahwa setiap perguruan tinggi harus mempersiapkan mahasiswa agar memperoleh pekerjaan, salah satunya melalui wirausaha. Ia mengapresiasi program-program kewirausahaan yang sudah menyebar ke berbagai perguruan tinggi baik negeri maupun swasta.

"Saya juga ingin mengatakan bahwa lulusan kita ini harus disiapkan skenario bahwa ia tidak akan mendapatkan pekerjaan. Itu harus realita kita sekarang setiap tahun dua juta anak yang lulus itu ada pekerjaan baru sebesar dua juta per tahun tercipta. Jadi, rektor perguruan tinggi negeri maupun swasta harus mempersiapkan mahasiswanya untuk bisa juga menjadi wirausaha untuk mencari nafkah sendiri bukan hanya mencari pekerjaan," tegasnya.

Tak hanya diskusi bersama Unja, beberapa pemangku kepentingan dari Perguruan Tinggi Swasta (PTS) juga hadir untuk turut menyampaikan aspirasinya.

Baca juga: Mahasiswa Dapat Rp 9 Juta Per Semester, Ini Cara Daftar KJMU Tahap II 2021

Mereka memohon arahan dan menyampaikan keluh kesah terhadap kondisi dan persoalan yang dihadapi dalam pengelolaan PTS.

Menjawab persoalan yang dihadapi oleh PTS, Nizam menjelaskan bahwa pihaknya mendorong agar PTS melakukan konsolidasi agar dapat menjadi lebih besar.

Nizam juga menambahkan bahwa dalam kemitraan PTS dapat membina teman-teman di PTS lain yang masih kecil atau rendah, dan antar PTS pun dapat saling berkolaborasi, dalam program Kampus Merdeka.

Salah satunya dengan "perkawinan massal" antarperguruan tinggi atau antara perguruan tinggi dengan industri.

Di akhir penjelasannya Nizam mengajak kepada PTS untuk dapat memanfaatkan kesempatan-kesempatan yang ada di dalam Kampus Merdeka, sehingga PTS dapat menjadi besar dan terekspos secara nasional maupun internasional.

"Sangat menarik dalam pengalaman program magang bersertifikat, di mana banyak perusahaan-perusahaan besar justru mendapatkannya dari perguruan tinggi yang kecil. Ini sangat luar biasa bahwa perguruan tinggi yang semula tidak dikenal sama sekali dapat terekspos sehingga perusahaan-perusahaan besar itu menjadi tahu ada talenta di sana," tutup Nizam.

Baca juga: Mahasiswa Bisa Dapat Bantuan UKT Rp 2,4 Juta Kemendikbud Ristek, Ini Syaratnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com