Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alga Coklat Diteliti Jadi Antivirus oleh Mahasiswa UGM

Kompas.com - 22/09/2021, 16:31 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Alga Coklat (Ecklonia cava) oleh mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) diteliti potensinya sebagai antiviral atau antivirus.

Menurut Ketu Tim Peneliti, Mumu Mujtahid Fatwa, dipilihnya Alga coklat karena diketahui memiliki senyawa aktif yang bisa menghambat (menginhibisi) proses replikasi virus.

"Kami melakukan penelitian dengan simulasi interaksi senyawa aktif alga coklat dengan protein Covid-19 dengan metode docking," ujarnya seperti dikutip dari laman UGM, Rabu (22/9/2021).

Baca juga: Ini Deterjen Ramah Lingkungan Inovasi Mahasiswa UGM

Dikatakan, dia bersama teman-temannya tergerak meneliti alga coklat sebagai antivirus berawal dari keprihatinan akan wabah Covid-19 yang tak kunjung mereda, bahkan terus bermutasi dan memunculkan varian baru.

Sementara dari penelitian terdahulu oleh Park dan rekannya pada 2013 mengenai bahan alam Ecklonia cava atau ganggang coklat memiliki senyawa aktif yang dapat menginhibisi proses replikasi dikarenakan terjadi interaksi dengan enzim 3CL(Pro) dari virus SARS-CoV.

"Mengetahui terjadi persamaan susunan enzim dari SARS-CoV dengan SARS-CoV-2 kami melakukan studi interaksi senyawa aktif dari Ecklonia cava dengan protein target SARS-CoV-2 menggunakan metode molecular docking," jelasnya.

Adapun Mumu melakukan penelitian bersama rekan satu fakultasnya di MIPA UGM yakni Lusiana Dwi Setiya Rini, Anadea Salsabilla Rahma, serta Kintan.

Untuk pemilihan metode molecular docking dilakukan karena dapat melakukan prediksi efektivitas interaksi molekul secara komputasi. Langkah tersebut dapat mengurangi risiko kegagalan dan biaya yang diperlukan lebih sedikit.

Alga coklat di Indonesia melimpah

Dijelaskan, Alga coklat yang keberadaannya cukup melimpah di Indonesia ini telah diidentifikasi sebagai sumber senyawa bioaktif yang beragam dan memiliki potensi yang baik dalam bidang farmasi serta biomedis.

Alga jenis ini banyak diteliti karena efek medisinal dari komponen aktifnya yang meliputi carotenoid, fucoidan, dan phlorotannin.

Baca juga: Mahasiswa UGM Inovasi Snack dari Bahan Kerak Nasi untuk Anti Obesitas

Setelah melakukan pengelompokan beberapa senyawa aktif dari bahan tersebut sesuai dengan potensi inhibisi, diperoleh tiga kandidat yaitu:

  • eckol
  • 2-phloroeckol
  • diecko

Yang digunakan dalam proses interaksi dengan protein target menggunakan metode molecular docking.

Sedangkan hasil menunjukkan bahwa interaksi molecular docking molekul berhasil dilakukan dalam menghambat protein target 3CLPro SARS-CoV-2 dengan ligan kandidat yang meliputi eckol, 2-phloroeckol, dan dieckol menunjukkan afinitas tinggi terhadap binding pocket 3CLprotease SARS-CoV-2.

Free binding energy minimum yang diperoleh dari hasil redocking meliputi:

  • -3,15 kkal/mol
  • -4,80
  • -6,94 kkal/mol

Dieckol memiliki free binding energy minimum, yaitu -6,94 kkal/mol, sehingga dapat dijadikan sebagai obat yang memiliki kesesuian dengan obat antiviral dan antimalaria yang ada.

"Dieckol memiliki aktivitas inhibisi yang sangat baik, bukan hanya itu kami pun melakukan analisis dengan melakukan penyesuaian ikatan yang terlibat dengan obat antiviral dan anti malaria yang ada.

Menurutnya, terjadi kemiripan yang merepresentasikan bahwa senyawa aktif tersebut dapat diteliti lebih lanjut dengan melakukan uji pre-klinis dalam memantau aktivitas inhibisi.

Baca juga: Peneliti UGM Masuk Daftar 100 Orang Berpengaruh Dunia Versi TIME

Mereka melakukan penelitian dengan di bawah bimbingan Mokhammad Fajar Pradipta, S.Si., M.Eng.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com