Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Tanaman Ini Berpotensi Atasi Gangguan Demensia hingga Alzheimer

Kompas.com - 15/09/2021, 20:00 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com - Pada penderita demensia vaskular seringkali ditemukan gangguan kognitif vaskular. Gangguan kognitif vaskular merupakan kondisi gangguan kognitif pada minimal satu domain kognitif dengan bukti riwayat klinis stroke ataupun kerusakan vaskular serebral subklinis akibat faktor risiko vaskular.

Kondisi tersebut kerap kali ditemui pada pasien demensia vaskular. Gangguan kognitif vaskular ini menjadi penyebab terjadinya demensia bagi penderita penyakit Alzheimer.

Untuk mengobati penyakit ini, mahasiswa S3 Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM), Abdul Gofir mengembangkan potensi obat herbal seperti Pegagan (Centella Asiatica L. Urban) dan Ekstrak Rimpang Kunyit (Curcuma Longa L.) untuk perbaikan fungsi kognitif bagi penderita Alzheimer dan Demensia

Baca juga: Peneliti IPB: Jahe, Kunyit, dan Temulawak Bisa Obati 30 Jenis Penyakit

Ia mengatakan tanaman pegagan dan rimpang kunyit memiliki potensi mengobati gejala memori ringan.

Menurutnya, tanaman herbal saat ini masih banyak diminati oleh masyarakat serta mulai banyak diteliti manfaatnya di bidang medis karena potensi terapeutiknya.

Apalagi Pegagan termasuk keluarga Apiaceae (Umbelliferae) merupakan tanaman obat yang banyak ditemukan di Asia, India, dan Timur Tengah dengan nama yang berbeda-beda.

Pegagan sering digunakan untuk penyembuhan luka, mengatasi aterosklerosis, antijamur, antibakteri dan antikanker Ekstrak daun pegagan. Sedangkan rimpang kunyit dapat memperbaiki fungsi kognitif.

“Riset pengembangan sediaan kandidat fitofarmaka dirasakan sangat penting mengingat belum banyak dilakukan sehingga menjadi dasar penelitian sediaan tersebut untuk memperbaiki fungsi kognitif,” ujarnya dilansir dari laman UGM.

Meski baru sebatas penelitian uji praklinik dan klinik tentang sediaan kandidat fitofarmaka kombinasi ekstrak tersebut, ada hasil yang terlihat.

Baca juga: Peneliti IPB: Tanaman Herbal Ini Berkhasiat Redakan Asam Urat

Abdul sendiri mengkaji dua tumbuhan itu melalui aktivitas farmakodinamik, toksisitas akut, toksisitas subkronik, tolerabilitas dan keamanan pada relawan sehat serta efektivitas dan keamanan untuk meningkatkan fungsi kognitif pada pasien dengan gejala memori ringan atau mild cognitive Impairment (MCI).

Penelitian dilakukan dengan menggunakan 27 hewan uji model stroke dilakukan tes menggunakan Y-Maze dan didapatkan hasil bahwa tikus normal memiliki perilaku alternasi spontan lebih tinggi (80 persen) dibandingkan tikus model stroke (58,34 persen).

Selanjutnya dilakukan penelitian eksploratif dalam membuat sediaan kapsul kombinasi ekstrak dengan CPOTB, uji aktivitas farmakodinamik sediaan kandidat fitofarmaka tersebut pada model tikus stroke.

Uji toksisitas akut dan subkronis dengan eksperimen quasi pre and post test-only controlled group design, serta uji klinik fase 1 dan 2 dengan metode randomized controlled trial.

Pada uji aktivitas farmakodinamik, ekstrak kombinasi berbagai dosis tidak lebih inferior dibanding dengan pemberian donepezil dan berbeda bermakna dengan plasebo.

Uji toksisitas akut, didapatkan nilai LD50 lebih besar dari 2.000 mg/kg tidak menyebabkan efek toksik pada organ-organ penting.

Sementara pada uji toksisitas subkronik, terdapat peningkatan SGOT, SGPT dan kreatinin namun gambaran histologi hepar dan ginjal tidak ada perbedaan dengan kelompok kontrol.

“Peningkatan fungsi kognitif didapatkan dengan penambahan sediaan kombinasi ekstrak daun pegagan dan rimpang kunyit yang tertinggi pada dosis tinggi dan dosis sedang,” papar Abdul Gofir.

Baca juga: Madu Hitam Cepat Sembuhkan Luka, Ini Kata Dokter Unair

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com