Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/09/2021, 13:11 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Gerakan Sekolah Menyenangkan menggelar Kelas Sekolah Menyenangkan secara serentak ke 34 provinsi yang terbagi ke dalam 16 kelas secara daring pada 15-16 September 2021 yang ditujukan bagi "guru penyimpang".

"Guru penyimpang" dimaksud adalah para guru yang memiliki kegelisahan terhadap proses pembelajaran tradisional dan ingin bersama melakukan inovasi pembelajaran agar memberikan dampak positif pada karakter hasil belajar siswa.

Kelas Sekolah Menyenangkan ini diisi sekitar 100 anak muda yang telah dilatih GSM berkolaborasi dengan puluhan guru penyimpang.

“Harapannya, kolaborasi lintas generasi ini dapat mengundang gerakan dari anak muda agar semakin peduli dan berkontribusi terhadap masa depan bangsanya," ungkap Muhammad Nur Rizal, Founder GSM dalam konferensi pers daring (14/9/2021).

Rizal juga berharap, kegiatan Sekolah Menyenangkan yang diadakan GSM ini akan semakin menggerakkan guru untuk membangun pengembangan praktik bersama agar kompetensi dan profesionalismenya semakin meningkat.

Rizal juga menjelaskan, saat ini sudah terdapat 2.400 peserta guru jenjang SD, SMp, SMA dan SMK dari 34 provinsi mengikuti inisiatif program yang digagas GSM secara gratis ini.

"Cara untuk meningkatkan status dan rasa percaya diri guru bukan sekadar dengan uang atau dana BOS. Itu penting tapi tidak cukup. Yang paling utama adalah membangun keterampilannya, membangun kemampuan profesionalisme," ujar Rizal.

"Meski sulit secara ekonomi, tidak boleh ada penghentian pengembangan profesionalisme guru dengan alasan apapun," tegas Rizal lagi.

Baca juga: Ketika Mas Manteri Bermalam di Rumah Ibu Guru Nuri...

Kepedulian anak muda pada pendidikan

Dalam kesempatan sama, Novi Candra, Co-Founder GSM, menyebut paradigma pendidikan Indonesia belum menganggap isu kesehatan mental adalah penting.

Pembelajaran jarak jauh dinilai masih diwarnai dengan kondisi emosi negatif yang lebih besar, yakni 66 persen dirasakan siswa selama PJJ, dibuktikan dari hasil survei GSM bulan lalu. Sisi lain, sulit bagi guru mendapatkan keterampilan mengajar untuk dapat menyelesaikan permasalahan tersebut.

“GSM ingin mengkritisi narasi pendidikan Indonesia dari hanya sebatas pencapaian PISA, yang mana menjadi kepentingan negara, bergeser ke pencapaian kepentingan anak muda di masa depan yaitu kompetensi penalaran dan kesadaran diri," ungkap Novi.

"Materi-materi yang disampaikan di Kelas Sekolah Menyenangkan akan terkait dengan hal itu,” tambah Novi.

Novi menjelaskan, materi ini dapat diakses seluruh sekolah, termasuk sekolah-sekolah yang selama ini termarjinalkan. "Kita utamakan sekolah-sekolah pinggiran, sekolah-sekolah termajinalkan yang selama ini sulit mencapai keterampilan agar sekolahnya menarik bagi anak-anak," ujarnya.

Meski tidak menjanjikan sertifikat keterampilan, antusiasme yang tinggi dari para guru menggambarkan banyak guru Indonesia yang ingin terus belajar dan berkolaborasi. 

Keterlibatan 270 lebih anak muda untuk berkolaborasi dengan guru dalam program ini, jelas Novi, sekaligus menepis stigma anak muda yang ingin serba instan dan tidak peduli pada masa depan pendidikan Indonesia.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com