Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Canggih, Alat Pengusir Burung Karya Mahasiswa UNY

Kompas.com - 03/09/2021, 11:23 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Salah satu hama pengganggu di lahan pertanian adalah burung. Biasanya hama burung memakan padi hingga hasil panen menurun.

Seperti yang dialami Mudiyono, salah satu petani dari Kecamatan Ponjong Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Dia menuturkan bahwa terjadi penurunan pendapatan disebabkan oleh serangan burung yang memakan bulir padi yang sudah memasuki masa masak susu kurang lebih rata-rata sebanyak 5 gram sehari.

Baca juga: Mahasiswa Unsoed Inovasi Sekam Padi Jadi Pelapis Anti-air Masker Kain

Biasanya, metode yang dipraktikkan dalam upaya pengusiran serangan hama burung oleh petani sejauh ini sebatas penggunaan jaring-jaring dan pemanfaatan orang-orang sawah.

Akan tetapi, metode ini dipandang tidak efektif dan efisien sebab membutuhkan waktu penjagaan yang tidak sedikit juga serangan hama burung yang sangat variatif.

Karena itulah mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) yang tergabung dalam tim Program Kreativitas Mahasiswa Penerapan IPTEK (PKM-PI) membuat alat pengusir burung bernama “Peksi Repellent Machine”.

Mahasiswa tersebut yakni Leni Widyastuti (Biologi), Nur Intan Permatasari (Biologi), R. Muhammad Ferry Fadly (Pendidikan Teknik Mesin), Abdul Rosyid Hidayatullah (Fisika), Hidayati Nur Hakimah (Pendidikan Ekonomi) dengan dosen pendamping Ariadie Chandra Nugraha, MT.

Menurut Leni Widyastuti, kata Peksi berasal dari Bahasa Jawa yang berarti burung. Jadi alat Peksi Repellent Machine ini memang dibuat untuk mengusir hama burung.

"Dalam rancang bangun alat ini, kami memerhatikan ilmu sains yang ada diantaranya memperhitungkan jangkauan alat yaitu jangkauan sensor dan jangkauan speaker. Selain itu juga memperhitungkan daya alat," ungkap Leni dikutip dari laman UNY, Kamis (2/9/2021).

Untuk cara kerjanya, jika alatnya di "ON" kan menggunakan aplikasi, maka alat tersebut dapat mendeteksi burung menggunakan sensor RCWL.

Sensor ini merupakan microwave motion sensor yang dapat mendeteksi keberadaan burung dengan mengirimkan gelombang mikro.

Selain itu, sensor ini mendeteksi keberadaan burung menggunakan pergerakan burung yang mampu mengubah sinyal yang diterima oleh sensor ini.

Baca juga: Akademisi MIPA UNY: Cara Keramas yang Benar Hindari Rambut Rusak

Selanjutnya, alat akan mengeluarkan suara ultrasonik. Di samping hal tersebut, ketika alat mendeteksi burung, maka alat tersebut akan melaporkan sebuah notifikasi ke telegram. Jadi untuk pemantauannya menggunakan telegram.

"Kami membuat buku panduan untuk mempermudah pengoperasiannya, sehingga petani mudah mengoperasikan alat tersebut," jelas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com