KOMPAS.com - Bagi petani, tikus menjadi salah satu hewan pengganggu. Sebab, tikus merusak tanaman padi di lahan pertanian.
Karena itu, banyak petani memasang alat perangkap tikus yang dialiri listrik atau biasa disebut dengan ‘setrum tikus’.
Tetapi, alat tersebut sangat berbahaya karena dapat membunuh tikus dan membahayakan nyawa petani itu sendiri.
Baca juga: Bantu UMKM, Mahasiswa Unair Ciptakan Mesin Penggorengan Khusus
Terkait hal itu, mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya (FKH UB) Putri Dwi Lestari melakukan sosialisasi bahaya alat perangkap tikus yang dialiri listrik.
Pada kesempatan itu, mahasiswa UB juga memberikan solusi bagaimana langkah aman pengendalian tikus bagi warga Desa Pucak Wangi Kecamatan Babat Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.
Adapun kegiatan yang terangkum dalam Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik tersebut diikuti sebanyak 20 warga desa yang berprofesi sebagai petani sekaligus peternak.
Menurut Putri, alat perangkap tikus yang beraliran listrik itu sangat berbahaya. Sejauh ini banyak kasus yang telah dilaporkan, penggunaan setrum tikus juga dilarang di berbagai daerah.
"Maka setrum tikus harus segera di tinggalkan karena sangat membahayakan," ujar Putri seperti dikutip dari laman UB, Sabtu (28/8/2021).
Selain melarang penggunaan perangkap tikus dialiri listrik, Putri juga memberikan solusi pengendalian tikus yang aman bagi petani dan lingkungan.
Pengendalian tikus dapat dilakukan dengan cara:
Selain menggunakan cara tersebut juga dapat menggunakan bahan alami seperti:
1. mengkudu
2. bawang putih
3. pepaya
4. cengkeh