Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UGM, Pencetak Tokoh Nasional yang Terus Asah Kompetensi Lulusan lewat Kampus Merdeka

Kompas.com - 28/08/2021, 06:05 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Siapa yang tidak kenal Universitas Gadjah Mada (UGM)? Pasti, sebagian besar masyarakat tahu bahwa kampus yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ini merupakan salah satu universitas terbaik di Indonesia.

Data terbaru, Webometrics edisi Juli 2021 merilis ranking perguruan tinggi terbaik di dunia. Termasuk di Indonesia.

Melansir laman Webometrics, UGM menduduki ranking kedua sebagai universitas terbaik di Indonesia di bawah UI dan di atas IPB. Maka tak heran jika banyak alumninya menjadi orang-orang top di Indonesia.

Baca juga: 15 Universitas Terbaik di Indonesia Versi Webometrics 2021, UGM Bukan Ranking 8 tapi 2

Sebut saja Presiden Joko Widodo, Menko Polhukam Mahfud MD, Mensesneg Pratikno, Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan masih banyak lagi tokoh-tokoh terkenal lainnya di Indonesia.

Ternyata, semua karena pembentukan watak dan karakter saat ditempa di kampus masih terus melekat di dalam diri para alumni Universitas Gadjah Mada.

Menurut Rektor UGM Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., IPU, ASEAN Eng., setiap perguruan tinggi pasti memengaruhi pembentukan watak dan karakter mahasiswanya.

"Karakter mahasiswa tiap kampus semuanya baik. Entah itu lulusan UGM, UI atau IPB semua baik. Namun tiap kampus berbeda-beda," ujar Prof. Panut saat dihubungi Kompas.com, Jumat (27/8/2021).

Dikatakan, dari sisi karakter personal itu ada sedikit perbedaan. Ini karena semua terbentuk saat masih kuliah di kampus.

Lantas, bagaimana dengan situasi pandemi Covid-19 saat ini? Banyak mahasiswa yang belum bisa datang ke kampus tercintanya. Sebab, kuliah masih digelar secara daring.

"Ketika kuliah daring kami tidak tahu mahasiswa sudah paham apa belum materi kuliahnya. Walaupun dengan powerpoint di layar tentu berbeda dengan kuliah tatap muka di kelas," tuturnya.

Sebab, jika kuliah di kelas dosen bisa menyampaikan materi dan menambahkan coretan di papan, sehingga pemahaman mahasiswa lebih bagus.

Tetapi dengan pembelajaran daring ini, dia mengakui ada penurunan capaian pembelajaran mahasiswa. Untuk itulah dia berharap pandemi bisa melandai dan dapat dilakukan pembelajaran campuran.

"Saya berpandangan bahwa sentuhan personal dengan bertemu langsung di kelas itu akan memberikan kesan dan value tersendiri bagi mahasiswa. Ini sangat penting dalam pembentukan watak dan karakter mahasiswa," tegas Prof. Panut.

Baca juga: Seperti Ini Potret Implementasi Kampus Merdeka di UGM dan UMY

Aneka program Kampus Merdeka di UGM

Saat ditanya implementasi Kampus Merdeka atau Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang telah diluncurkan Kemendikbud Ristek awal 2020, Panut mengatakan bahwa UGM meresponnya dengan mengeluarkan Peraturan Rektor Nomor 14 Tahun 2020 tentang Kerangka Dasar Kurikulum (KDK).

Dikatakan, pihaknya memberikan keleluasaan kepada Prodi untuk mengaturnya. Tentu semua harus sesuai dengan kompetensi dasar terpenuhi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com