Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Growth Center
Powered by Kompas Gramedia

Sebagai bagian dari KOMPAS GRAMEDIA, Growth Center adalah ekosistem solusi yang memfasilitasi pertumbuhan organisasi dan individu untuk menjadi versi terbaik dari diri mereka. Growth Center hadir untuk menjadi teman bertumbuh dalam mempercepat pertumbuhan dan transformasi melalui solusi sumber daya manusia berbasis teknologi yang teruji secara saintifik berdampak.

Kami meningkatkan pertumbuhan para individu melalui proses siklus yang berkelanjutan dari menemukan jati diri (discovery) hingga menyediakan pengembangan (development) yang diperlukan. Semua ini hadir dalam produk kami, Kognisi Discovery dan Kognisi Development untuk memfasilitasi individu untuk mengenal dirinya sendiri dan berkembang sesuai dengan keunikan (idiosyncrasy) mereka.

Silakan kunjungi situs kami www.growthcenter.id dan info kolaborasi lebih lanjut bisa kirim surel ke info@growthcenter.id.

 

Ini Pengaruh Rasa Ingin Tahu terhadap Pola Pikir dan Kegigihan

Kompas.com - 25/08/2021, 15:09 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Arki Sudito dan Jihan Aulia Zahra (*)

KOMPAS.com - Sifat alami manusia untuk memiliki dorongan mengetahui informasi baru serta pengalaman baru menjadi salah satu cara yang dibutuhkan manusia untuk bisa bertahan dalam menghadapi perubahan-perubahan di dunia.

Informasi dan pengalaman dapat didalami dengan rasa keingintahuan dari individu. Rasa ingin tahu diawali dengan mengenali sesuatu yang baru, tidak pasti, kompleks, dan ambigu.

Kemudian muncul keinginan untuk mengeksplorasi hal tersebut. Rasa ingin tahu ditandai dengan perasaan tertarik terhadap suatu situasi karena ada kesempatan untuk mempelajari hal baru di situasi tersebut.

Curiosity atau rasa keingintahuan adalah trait atau sifat positif yang melibatkan kecenderungan seseorang mengenali dan mencari informasi atau pengalaman yang baru yang menantang (Kashdan, 2004).

Selain mengandung emosi yang positif, keadaan motivasi ini juga didorong oleh keinginan yang kuat untuk mengeksplorasi dan bertahan dalam aktivitas yang dari awal sudah merangsang minat dan ketertarikan individu.

Oleh karena itu, individu dengan curiosity ditemukan memiliki keuntungan dalam menciptakan eksistensi yang memuaskan dibandingkan individu tanpa curiosity.

Namun seiring dengan berjalannya waktu, konflik antara rasa keingintahuan dengan emosi positif dapat terjadi karena rasa ingin tahu mengarah pada pencarian aktivitas baru yang kompleks dan tidak pasti yang mungkin tidak menyenangkan untuk dijalani.

Untuk itu, curiosity sedikit berbeda dengan sifat positif lainnya, di mana imbalan dari memiliki rasa keingintahuan datang bukan hanya sekadar emosi positif, melainkan dari proses mengintegrasikan informasi dan pengalaman yang beragam serta kompleks.

Akan tetapi, curiosity memiliki hubungan dengan berbagai traits positif.

Baca juga: 4 Tipologi Grit: Kamu Termasuk yang Mana?

Growth Center berkolaborasi dengan Klob.id melakukan penelitian yang melibatkan 7.000 responden di Indonesia.

Penelitian ini dilakukan untuk melihat bagaimana tingkat curiosity mahasiswa di Indonesia dan bagaimana curiosity memiliki hubungan dengan traits positif lain. Salah satu traits positif yang berhubungan dengan curiosity adalah growth mindset atau pola pikir bertumbuh.

Sebelum membahas lebih lanjut mengapa curiosity dan growth mindset saling berhubungan, pertama-tama, kenali dulu pola pikir itu sendiri.

Dalam buku berjudul "Mindset" yang ditulis oleh Carol S. Dweck, pola pikir dibagi menjadi dua yaitu fixed mindset dan growth mindset.

Fixed mindset berbicara tentang individu yang melihat kemampuan atau kecerdasannya sebagai entitas tetap yang tidak bisa diubah, sedangkan growth mindset berbicara tentang keyakinan individu bahwa kemampuan dan kecerdasannya dapat ditingkatkan dengan usaha.

Selengkapnya mengenai definisi growth mindset, bisa dibaca di artikel Growth Mindset: Mengelola Tantangan Saat New Normal.

Pemikiran yang berbeda ini menyebabkan adanya perbedaan dalam keterbukaan dan keinginan seseorang untuk terus berkembang, yang pada akhirnya berpengaruh terhadap kinerja seseorang.

Individu yang memiliki growth mindset ditemukan lebih terbuka terhadap masukan dari orang lain, lebih mudah pulih dari kegagalan, dan terus berusaha untuk melakukan hal-hal yang dapat membuat dirinya berkembang menjadi lebih baik.

Dari penjelasan ini, bisa disimpulkan bahwa memiliki growth mindset akan membuat seseorang memiliki keinginan yang tinggi untuk terus mencari hal-hal baru yang bermanfaat positif terhadap kehidupannya.

Selain keinginan untuk mengeksplor, individu ini juga pastinya memiliki ketahanan yang lebih kuat dalam menghadapi ketidaknyamanan atau kegagalan dalam proses perkembangan tersebut.

Ini berarti growth mindset dapat mempengaruhi tingkat curiosity seseorang dalam kedua dimensinya.

Baca juga: Grit, Pilar untuk Meraih Sukses

Dari analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa growth mindset dapat meningkatkan keingintahuan seseorang untuk mengeksplorasi dan merangkul hal-hal baru dalam hidupnya.

Ketika growth mindset meningkat, maka tingkat curiosity seseorang akan juga meningkat, dan begitu pula sebaliknya.

Trait lainnya yang memiliki hubungan dengan curiosity adalah grit. Grit adalah kecenderungan seseorang untuk tetap bekerja keras dan tidak sering mengubah tujuannya, walaupun menghadapi kegagalan (Crede, Tynan, & Harms, 2016).

Angela Duckworth membagi definisi grit menjadi dua, yaitu consistency of interest atau ketekunan seseorang dalam mempertahankan minatnya terhadap suatu sasaran dan perseverance atau konsistensi seseorang dalam mempertahankan upayanya untuk mencapai sasaran tersebut tanpa mementingkan adanya penghargaan atau pengakuan dari orang lain.

Dari definisi ini saja, sudah bisa terlihat bahwa curiosity dan grit sama-sama membicarakan tentang ketertarikan dan juga ketahanan seseorang dalam menjalankan hal-hal yang menarik perhatian individu.

Individu yang memiliki keinginan yang tinggi untuk mencari tahu dan bersedia untuk menerima setiap ketidakpastian dalam hidup memiliki kemungkinan yang besar untuk juga memiliki grit, di mana dirinya akan mempunyai ketekunan dalam hal mencapai sasaran yang diminatinya.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai grit, dapat dibaca lebih lengkapnya di artikel Grit, Pilar untuk Meraih Sukses.

Hubungan antara curiosity dan grit dapat ditunjukkan dengan adanya rasa keingintahuan yang tinggi dalam membangun kegigihan. Selama ini, grit dikenal hanya dengan memiliki minat saja.

Ada temuan menarik dalam sebuah analisis. Untuk memiliki sekadar minat, seseorang hanya perlu mempunyai keinginan yang tinggi untuk mengeksplor hal-hal baru, tetapi untuk menjadi orang yang gigih, selain ketertarikan dibutuhkan juga ketersediaan untuk menerima situasi apapun yang harus dihadapi dalam mencapai tujuan.

 

Kegigihan seseorang dipengaruhi oleh dimensi-dimensi yang terdapat pada curiosity.

Bagaimana dengan dirimu? Apakah kamu sudah memiliki tingkat curiosity yang cukup memuaskan? Jika sudah, apakah kamu merasakan perkembangan pada pola pikirmu dan perubahan dengan bagaimana kamu gigih terhadap sesuatu?

(*) Arki Sudito (Co-founder & CEO Growth Center) dan Jihan Aulia Zahra (Content Writer & Editor Growth Center), HR Business Accelerator - membantu individu menemukan dan mengembangkan potensi diri, agar menjadi versi terbaik diri mereka | Powered by Kompas Gramedia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com