Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guru Besar IPB Beri Tips Jaga Kualitas Beras Selama Disimpan

Kompas.com - 24/08/2021, 06:24 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Dosen IPB, Prof. Nuri Andarwulan menyatakan, beras akan mengalami penurunan kualitas seiring berjalannya waktu.

Perubahan kualitas tersebut berupa perubahan fisik seperti warna, tekstur, serta aroma beras.

Baca juga: 3 Alumni IPB Bagikan Kisah Sukses Jadi Pejabat Tak Korbankan Keluarga

Tidak hanya kualitas fisik, beras juga mengalami perubahan kualitas kimia berupa kandungan air, lemak, dan protein dalam beras.

Untuk mengatasi penurunan kualitas fisik beras, kata dia, maka suhu dan kelembaban atau kadar uap air di ruang penyimpanan harus dikendalikan.

"Beras tidak boleh diletakkan langsung di lantai. Harus di simpan di tempat yang kering dan atap tidak bocor," ucap dia melansir laman IPB, Selasa (24/8/2021).

Guru Besar Fakultas Teknologi Pertanian IPB ini memaparkan langkah-langkah menjaga kualitas beras selama masa penyimpanan.

Untuk menjaga kualitas kimiawi beras, dia menyarankan supaya memastikan gabah telah kering sebelum digiling.

Dia menyebut, kandungan air yang rendah akan menghambat proses metabolisme dalam beras. Selain itu, proses penggilingan juga berperan penting dalam menjaga mutu beras.

"Proses penggilingan yang tidak bersih menyebabkan kandungan dedak pada beras menjadi tinggi. Dedak memiliki kadar lemak tinggi yang mudah teroksidasi. Proses inilah yang akan membuat beras lebih cepat berbau apek," ujar dia.

Untuk menghindari serangan hama seperti tikus maupun serangga, dia menyarankan supaya beras disimpan pada wadah yang tertutup rapat dan kuat.

Dia menjelaskan, selain menghindari masuknya uap air yang dapat meningkatkan kadar kelembaban beras, material yang kuat juga dapat menghindari gigitan tikus.

Baca juga: Cerita 4 Srikandi Unair Jadi Relawan Covid-19

Dia juga menyarankan, jika beras disimpan dalam karung sebaiknya tidak mengunakan karung yang berbahan goni.

Sebaliknya, penyimpanan dapat menggunakan karung berbahan plastik agar mampu menahan kontaminasi dari lingkungan eksternal.

"Kadar uap air atau kelembaban yang tinggi juga dapat membuat struktur beras menjadi rapuh dan mudah patah. Selain itu juga memudahkan tumbuhnya jamur atau kapang, serta memicu terjadinya penggumpalan pada beras," kata Pakar Kimia Pangan IPB ini.

Peran Bulog

Dia juga menyinggung peran Badan Urusan Logistik (Bulog). Sebagai lembaga yang diberi mandat untuk memastikan ketersediaan beras di Indonesia, maka Bulog telah menetapkan berbagai standar.

Standar tersebut, sambung dia, mulai dari proses pembelian beras dari petani.

Standar yang diterapkan meliputi keutuhan butir beras, bersih dari debu dedak, kadar air, serta keberadaan benda asing diantara butir beras.

Dalam menjalankan tugas ini, perlu ada kerjasama dan koordinasi yang baik antara Bulog dengan Kementerian Pertanian (Kementan).

Baca juga: Harimau Terpapar Covid-19, Ini Penjelasannya dari Pakar IPB

"Jika ingin beras yang dihasilkan petani memenuhi standar, maka pemerintah harus melatih petani bagaimana praktik bertani padi yang baik dan benar mulai dari sawah hingga ke penggilingan," pungkas Nuri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com