Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa UNS Inovasi Pengolah Sampah Organik dan Anorganik

Kompas.com - 21/08/2021, 12:23 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Hingga kini, sampah masih menjadi persoalan bersama. Bahkan masyarakat juga masih ada yang kurang peduli dengan sampah.

Untuk memberikan edukasi pada masyarakat bahwa sampah bisa diolah, maka lima mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menciptakan inovasi berupa media pengolah sampah organik dan anorganik berbasis sepeda.

Selain itu, program edukasi pengolahan sampah sejak dini pada anak ini juga untuk mengajarkan nilai-nilai peduli terhadap lingkungan.

Baca juga: Mahasiswa UB Inovasi Plester Alami untuk Obat Sariawan

Dipilihnya sepeda karena untuk menarik minat anak-anak dalam mengolah sampah. Karena penggunaannya harus dikayuh, maka bisa jadi alat untuk olahraga.

Kelima mahasiswa UNS itu ialah Iksan Riva Nanda, Dji Hanafit, Arifin Subkhan, Abdul Azis yang berasal dari Program Studi (Prodi) Pendidikan Teknik Mesin (PTM), dan Alvin Kurniawan, mahasiswa Prodi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer (PTIK).

Mereka dibimbing oleh Dr. Eng. Indah Widiastuti, S.T., M. Eng., yang merupakan Dosen Prodi PTM. Ide ini dituangkan lewat Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian kepada Masyarakat (PKM PM).

Menurut salah satu mahasiswa Dji Hanafit, pemilihan sepeda sebagai media program edukasi bertujuan untuk lebih menarik minat anak-anak dalam mengolah sampah.

"Selain itu, penggunaan media sepeda sebagai pengolah sampah adalah untuk mengajarkan kebiasaan olahraga untuk menjaga kesehatan, terutama pada kondisi pandemi saat ini," ujarnya seperti dikutip dari laman UNS, Jumat (20/8/2021).

Adapun program edukasi pengolahan sampah ini melibatkan kerja sama dengan mitra Sekolah Alam Bengawan Solo (SABS) yang merupakan lembaga pendidikan non-formal yang terletak di Juwiring, Klaten.

SABS dipilih sebagai mitra pelaksanaan program edukasi pengolahan sampah dikarenakan di sekolah tersebut, telah menerapkan pembelajaran berbasis alam pada siswanya.

Dji menambahkan, hal tersebut selaras dengan tujuan dari adanya program edukasi yang dirancang oleh tim mereka.

Selain itu, jalinan kerja sama pelaksanaan program edukasi ini juga membantu mitra dalam mengolah sampah organik dan anorganik dari lingkungan sekitar.

Pelaksanaan program edukasi ini juga melibatkan masyarakat sekitar SABS, masyarakat turut berperan dalam membantu memilahkan sampah organik dan anorganik yang akan diolah.

Pelaksanaan program edukasi pengolahan sampah di SABS dimulai dari proses edukasi pemilahan sampah yakni anak-anak dan masyarakat diberikan edukasi terkait kategori jenis-jenis sampah.

Baca juga: Kurangi Pencemaran Sungai, Mahasiswa UGM Terapkan Teknologi Aero Bubble

Dalam pelaksanaan kegiatan pemilahan sampah tersebut, juga turut melibatkan fasilitator dari tenaga pendidik SABS untuk melakukan pendampingan.

Setelah sampah dipilah, kegiatan selanjutnya adalah proses pengolahan sampah dengan sepeda, prinsipnya yaitu sampah yang sudah dipilah dimasukkan ke dalam kotak pencacah.

Kemudian, sepeda dikayuh hingga pisau berputar menghaluskan sampah. Sesudah pelaksanaan pencacah, anak-anak juga diberikan edukasi terkait pengolahan lanjutan dari hasil cacahan.

Salah satunya sampah organik untuk budidaya magot dan sampah anorganik untuk bahan pendukung pembuatan perabot rumah.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com