Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepala Puslapdik Kemendikbud Ristek Bagikan Tips Dapat Beasiswa

Kompas.com - 18/08/2021, 14:00 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Sesuai arahan dari Presiden RI Joko Widodo yakni untuk mencapai SDM unggul, maka pemerintah terus berupaya memberikan beasiswa bagi setiap warga negara Indonesia.

Mulai dari siswa, mahasiswa, guru, dosen, hingga masyarakat umum semua bisa mendapatkan beasiswa dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).

Menurut Dr. Abdul Kahar, M.Pd., selaku Kepala Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan (Puslapdik) Kemendikbud Ristek, beasiswa di Indonesia yang dikelola Kemendikbud Ristek ada enam.

Baca juga: Webinar Alumni IPB Bagikan Tips Dapat Beasiswa Kuliah Luar Negeri

Yakni Program Indonesia Pintar (PIP) untuk siswa sekolah, Beasiswa Unggulan (BU) bagi pegawai dan masyarakat umum, Beasiswa S2 dan S3 untuk Dosen bekerja sama dengan LPDP, Beasiswa S2 dan S3 untuk guru, Beasiswa S2 dan S3 untuk Pelaku Budaya, dan Beasiswa S3 untuk Dosen LPTK (2022).

Sedangkan beasiswa sponsorship luar negeri antara lain Beasiswa Fulbright, Beasiswa Erasmus, Beasiswa DAAD, Beasiswa Chevening, Beasiswa Australia Awards dan lain-lain.

"Jika dulu informasi terkait beasiswa harus berkoordinasi dengan banyak satker, sekarang layanan pembiayaan pendidikan terpusat di Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan Kemendikbud Ristek," ujar Abdul Kahar pada Fellowship Jurnalisme Pendidikan Batch 2 secara daring, Rabu (18/8/2021).

Adapun acara tersebut digelar oleh Gerakan Wartawan Peduli Pendidikan (GWPP) bekerja sama dengan PT. Paragon Technology and Innovation.

Lebih lanjut, Kahar mengatakan beasiswa belum bisa mencakup seluruh warga. Seperti halnya KIP Kuliah. Tahun ini pemerintah baru bisa memberikan KIP Kuliah bagi sebanyak 200.000 mahasiswa baru dari PTN maupun PTS.

Tak hanya itu, ada banyak persoalan yang terjadi di lapangan atau realisasinya. Misalnya saja belum ada pemerataan mahasiswa yang kuliah di luar negeri.

"Saat ini masih ada kelemahan adik-adik mahasiswa yang kuliah di suatu kampus luar negeri. Mereka masih ikut-ikutan dengan teman-temannya. Jadi dalam satu kampus itu ada banyak mahasiswa dari Indonesia," terangnya.

Baca juga: Pendiri Wardah Ini Ternyata Peduli Pendidikan, Simak Kisahnya

Seharusnya, kuliah di luar negeri itu ialah untuk mencari jejaring dengan mahasiswa dari banyak negara. Bukan dengan sesama mahasiswa asal Indonesia saja.

Tips dapat beasiswa

Pada kesempatan tersebut, Abdul Kahar juga membagikan tips mendapatkan beasiswa, yakni:

1. Cari beasiswa sesuai dengan kondisi atau kebutuhan Anda.

2. Pelajari informasi setiap sponsorship termasuk visi dan misi organisasinya.

3. Semua beasiswa kompetitif sifatnya, untuk itu perbaiki terus menerus prestasi akademik dan non akademik (nilai, bahasa, prestasi non akademik).

4. Cari mentor yang baik dan tepat untuk Anda.

5. Masukkan lamaran lebih awal.

6. Khusus untuk luar negeri S2 dan S3:
Persiapkan diri minimal 1 tahun (berlatih membuat CV dan Essay/motivation letter, dan pelajari budaya, alam negara tujuan).

Mencari prodi jangan hanya melihat nomenklaturnya saja tapi pelajari sampai kurikulum yang ditawarkan dan professor pengampunya.

Baca juga: Simak 3 Kunci Sukses Secapa TNI AD dari Kluster Covid Jadi Nol Kasus

Cari professor yang sesuai dengan rencana riset Anda, caranya banyak membaca karya dari professor yang diincar.

"Ada lagi persoalan yang sering dihadapi kandidat atau pencari beasiswa. Yakni mereka mendaftar beasiswa jika sudah mendekati penutupan," ungkapnya.

"Hasilnya ya menumpuk di sistem dan sulit untuk masuk ke sistem pendaftarannya. Budaya seperti ini yang masih melekat pada pencari beasiswa," jelas Kahar.

Padahal, semua butuh persiapan panjang atau menurut Kahar setidaknya harus disiapkan minimal satu tahun. Belum lagi, kandidat penerima beasiswa juga harus paham bagaimana cara berkirim email yang baik kepada professor.

"Ini berlaku bagi kandidat doktoral. Mereka harus paham dengan calon professornya. Paling tidak harus paham dengan jurnal professor itu. Jadi nanti datang tidak dengan tangan kosong," tandas Abdul Kahar.

Paragon peduli dunia pendidikan

Sementara narasumber lain, Miftahudin Amin, EVP & Chief Administration Officer PT Paragon Technology and Innovation menjelaskan mengenai peranan PT Paragon pada dunia pendidikan di Indonesia.

Menurutnya, dari nilai dasar yang ditanamkan Paragon pada karyawannya, Paragon juga berusaha untuk berbuat yang terbaik bagi sesama.

Baca juga: Nurhayati Subakat, Alumnus ITB yang Sukses Dirikan Wardah karena 5 Karakter Ini

"Jadi, Paragon memberikan kebermanfaatan bagi orang lain. Melalui banyak program beasiswa dari Paragon, kami ingin pendidikan berkualitas dapat membangun bangsa Indonesia," tegas Miftah Amin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com